Puasa Untuk Sehat
Bagikan:

Oleh A. R. Piliang

HR. At Thabrani

Sebelumnya sudah diingatkan bahwa suatu perbuatan, akibat (efek)nya adalah untuk diri sendiri. Begitu juga dengan ibadah-ibadah yang kita kerjakan. Bila puasa kita kerjakan sesuai petunjuk dan contoh yang diberikan Rasulullah SAW, maka kita akan merasakan sebagai berikut.

  1. Akibat baik/positif pada tubuh kita, antara lain:
    • Puasa dapat membuang toksin-toksin (racun), yang ada dalam tubuh,
    • Puasa akan membuat sistim pencernaan lebih baik,
    • Puasa akan membakar lemak yang ada dalam tubuh, sehingga membuat tubuh kita menjadi lebih langsing (dapat digunakan untuk diet),
    • Puasa akan memperbaharui sel-sel tubuh,
    • Puasa akan memberikan keaeimbangan pada tubuh.
  2. Akibat baik/positif pada kejiwaan, antara lain:
    • Puasa aan memberikan ketenangan jiwa,
    • Puasa akan membuat pikiran dan perhatian kita menjadi lebih fokus pada aktivitas (pekerjaan), yang kita lakukan,
    • Puasa akan menjauhkan kita dari pikiran dan keinginan yang negatif.

Dan masih banyak manfaat lainnya yang dapat dipetik dan dirasakan dari ibadah puasa.

Manfaat puasa di atas hanya akan kita peroleh (dapatkan) bila kita melaksanakan puasa itu mengikuti puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Renungan:

Mungkinkah manfaat seperti di atas kita dapatkan dengan perilaku berpuasa yang kita kerjakan sekarang?

Bagikan:
Puasa dan Pembinaan Diri (5)
Bagikan:

Oleh Arwismal Rivai Piliang Bee Malin Marajo

Langkah-Langkah Pembinaan Diri

Agar ibadah puasa mendapatkan hasil maksimal untuk pembinaan diri (pisik, psikis, pikiran mental & nafsu), maka cara (langkah-langkah) mengerjakannya mengacu kepada contoh dari Rasulullah SAW, adalah sebagai berikut.

  1. Ibadah puasa itu dimulai dari makan sahur.
    Petunjuk/contoh dari Rasulullah SAW, tentang adalah:
    • Lambung itu dibagi 3. 1/3 bagian untuk (diisi) makanan, 1/3 bagian untuk (diisi) air dan 1/3 untuk (diisi) udara.
    • Waktu makan sahur, usahakan dekat ke akhir waktu sahur.
    • Makanlah makanan itu, secara berimbang antara masing-masing komponen gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral)
  1. Menyegerakan berbuka Puasa.
    Sabda Rasulullah SAW,: Apabila telah terbenam matahari, maka berbukalah orang-orang yang berpuasa.
  • Menyegerakan berbuka itu, merupakan suatu keharusan,
  • Berbukalah dengan Kurma (buah) atau Air putih (karena air putih itu alat pembersih).
  1. Melakukan aktivitas sehari-hari, seperti biasa. Ingat! Adanya ibadah puasa, karena adanya aktivitas hidup.
  2. Memperbanyak aktivitas malam hari, dengan muatan pencerahan berpikir dan pengatan batiniah.

Ibadah puasa itu, merupakan sebuah proses PEMBIASAAN. Hal ini dilakukan, agar proses pembiasaan ini,
menjadi kebiasaan hidup. Proses pembiasaan yang secara berkelanjutan dilakukan selama sebulan penuh (29 atau 30 hari).
Secara konsepsi, ada beberapa poin dari proses pembiasaan yang diajarkan ibadah puasa, yang mestinya
menjadi perilaku keseharian ummat Islam, antara lain:

  • Makan buah, sebelum memakan makan padat (nasi dll),
  • Disiplin dan tepat waktu, sebagaimana pelaksanaan berbuka dan sahur,
  • Hidup bersahaja dan pemurah,
  • Lebih fokus dan lebih sabar,
  • Dapat mengendalikan nafsu dan emosi,
  • Dan lain sebagainya.

Apa yang kita biasakan, itulah yang akan menjadi kebiasaan.

Bersambung …

Bagikan:
Puasa dan Pembinaan Diri (4)
Bagikan:

Oleh Arwismal Rivai Piliang Bee Malin Marajo

Ad.3. Lambung (Sasaran ibadah Puasa)
Secara yang nampak riil, yang menjadi sasaran ibadah puasa adalah lambung manusia. Kenapa???
Rasulullah SAW, bersabda, bahwa: Di dalam tubuh manusia, ada segumpal darah. Apabila darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuh itu. Dan apabila darah itu rusah, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Apakah segumpal darah itu? (Dijawab sendiri oleh Beliau) Segumpal darah itu Hati.

Lambung adalah sebuah tempat pemroses bahan makanan menjadi saripati makanan yang kemudian menjadi darah, sebagai sumber dan pengendali utama hidup manusia. Rasulullah SAW, mengatakan bahwa darah yang menggumpal itu adalah Hati.

Lambung adalah sebuah alat dalam diri manusia, yang bekerja secara netral. Bahan makanan yang baik, akan diolahnya menjadi darah yang baik. Sebaliknya bahan makanan yang tidak baik akan diolahnya menjadi darahyang tidak baik (buruk).

Bahan makanan yang baik adalah: bahan makanan yang halal dan baik (berkualitas). Allah menyebutnya
“halalan thoyyibah”.Sesuai sabda Rasulullah SAW, makanan yang halal dan berkualitaslah yang dapat menjadikan tubuh yangsehat, kuat dan tumbuh dengan baik. Berpikir dan berbuat dengan benar, mendengar dan melihat dengan jeli.

Mengendalikan emosi dan nafsu secara terarah dan patut.Sementara itu, bahan makanan yang halal dan berkualitas itu, hanya bisa didapat bila diperoleh dengat: niatyang benar dikerjakan dengan cara yang benar, di tempat yang benar dengan menggunakan peralatan yangbenar, sebagaimana firman Allah:

“Hai manusia, konsumsilah oleh kamu, segala yang kamu dapatkan di bumi ini, yang halal dan baik/berkualitas.Dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah (cara-cara) setan (untuk hidup), karena setan itu musuh nyatabagimu.” (QS. 2: 168)

Bersambung …

Bagikan:
Puasa dan Pembinaan Diri (3)
Bagikan:

Oleh: Arwismal Rivai Piliang Bee Malin Marajo

2. Tujuan Puasa
Perlu kita pahami, bahwa setiap program, pasti ada tujuannya. Begitu juga ibadah puasa, ada tujuannya.
Allah menyatakan tujuan ibadah puasa itu adalah Tattaquun. Kata dasarnya adalah “Waqa” yang memiliki arti “memelihara diri”. Jadi, tujuan ibadah puasa itu adalah: “Agar diri kamu terpelihara”
Terpelihara tersebut, tertuju kapada:

  1. Tubuh/badan/pisik. Dengan melaksanakan ibadah puasa, diharapkan akan dapat memelihara tubuh kita, agar menjadi sehat, bugar dll.
  2. Jiwa/psikis. Dengan melaksanakan ibadah puasa, diharapkan jiwa/psikis kita menjadi tenang dll.
  3. Pikiran. Dengan melaksanakan ibadag puasa, diharapkan cara berpikir kita menjadi jernih.
  4. Emosi dan Nafsu. Dengan mekaksanakan ibadah puasa, diharapkan emosi dan nafsu kita menjadi stabil, terkontrol dengan baik.

Dengan demikian melalui ibadah puasa, semestinya muncul dan terjadi dalam diri kita, sesuatu:

  • Yang meningkat, seperti: ketaatan, kesabaran, disiplin, kepedulian, kepemurahan, dan lain-lain,
  • Yang menurun dan menghilang, seperti: sifat pemarah, dengki, dendam, permusuhan, busuk hati, suka bergunjing, serakah, loba/tamak, kikir, egois, mau menang sendiri, semena-mena, dan lain-lain,
  • Yang menjadi stabil, seperti: emosi dan nafsu.

Tujuan akhir dari ibadah puasa itu, tidak akan dapat dicapai sekaligus. Oleh karena itu, mesti ada target yang dapat dicapai, setiap kali kita melaksanakan ibadah puasa, seperti: membangun disiplin diri, agar tepat waktu, sebagaimana tepat waktunya saat berbuka.


Bersambung …

Bagikan:
Puasa dan Pembinaan Diri (2)
Bagikan:

Oleh Arwismal Rivai Piliang Bee Malin Marajo

Ad 1. Puasa adalah Menahan Diri.
Dimaksud menahan diri, adalah menahan diri dari yang merusak Kepribadian manusia, yang meliputi: cara
berpikir dan bertindak, memandang dan memperhatikan, mendengar dan menyimak, bertutur, makan dan minum, mekangkah, menahan emosi dan nafsu dan lain-kain.
Sebagai contoh diberikan sebagai berikut.

  1. Suatu pagi Raslullah SAW, datang kepada Aisyah dan bertanya, adakah sesuatu yang dimakan. Aisyah
    menjawab: tidak ada ya Rasulullah. Kalau begitu saya menahan diri (puasa),
  2. Rasulullah SAW, bersabda: Apabila ada seseorang mengajakmu bertengkar atau berkelahi, maka katakanlah
    (pada orang tersebut): Saya menahan diri (inni shoim),
  3. Suatu ketika Rasulullah SAW, didatangi seorang sahabat dan berkata: Celaka saya Rasulullah. Jawab
    Rasulullah SAW, Apa yang membuatmu celaka? Sahabat itu menjelaskan bila ia telah menggauli isterinya di
    siang hari puasa. Maka Rasulullah SAW, mengatakan kepadanya: sanggupkan kau berpuasa selama 60 (enam
    puluh) hari berturut-turut? Tidak ya Rasulullah. … Rasulullah SAW, memberikan satu tandan Kurma kepadanya
    dan bersabda: Berikanlah ini kepada fakir miskin yang ada di kota ini… dst.
    Jadi, yang dimaksud menahan diri, bukan hanya sekadar manahan lapar dan haus saja. Akan tetapi menahan
    diri dari seluruh aktivitas hidup.
    Menahan diri itu, dapat berupa:
  4. Menghentikan untuk sementara waktu,
  5. Mengurangi aktivitas atau pengeluaran, pembiayaan dll, dan
  6. Menghentikan untuk selamanya.

Bersambung …

Bagikan: