Hidup Sehat Ala Rasulullah SAW (28)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

TERTIB MAKAN DAN MINUM

  1. Makan Yang Manis Ketika Perut Kosong

Makanan utama yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika perut kosong seperti setelah berpuasa seharian adalah kurma basah. Kurma basah tentu saja lebih cepat dicerna oleh lambung bila dibandingkan dengan kurma kering maupun buah lainnya.

Tentu saja tetap ada pilihan selain kurma di daerah-daerah yang tidak memiliki po-hon kurma atau tidak memroduksi kurma, seperti Indonesia. Gula Aren, barangkali dapat disetarakan dengan kurma basah sebagai makanan ketika perut kosong atau berpuasa.

Gula Aren diyakini memiliki kandungan makro dan mikronutrien lebih banyak di-bandingkan dengan gula putih/pasir . Mikronutrien yang ada dalam gula aren antara lain : Garam mineral, vitamin B1, B2, B3, B6, B12, dan Vitamin C.

Menurut Jeff Gunnent; Dalam bukunya Parma Culture Plants (2004), salah satu un-sur yang terkandung dalam gula aren memiliki fungsi untuk mengontrol dan membersihkan saluran pencernaan, mulai dari bagian lambung dan tenggorokan. Riboflavin yang merupa-kan salah satu unsur yang terdapat dalam gula aren, berfungsi melancarkan metabolisme dan mengoptimalkan fungsi sel, sehingga stamina tubuh tetap terjaga.

Gula Aren juga bermanfaat untuk penderita diabetes, membuat intensitas istirahat lebih baik, cocok dimasukkan kedalam makanan untuk diet, mencegah Anemia, mengan-dung Antioksidan,dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. 

عن أنس رضي الله عنه قال: كَانََ رَسُولُ اللهُُُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّى عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَم تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَاحَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ (رواه أبوداود و التّرمذى)

Anas r.a., berkata: Adanya Rasulullah SAW berbuka sebelum shalat maghrib dengan tiga kurma ruthob (yang masih basah), bila tidak ada, maka dengan kurma, bila tidak ada, maka dengan tiga teguk air.

  • Mengulum Jari Tangan Setelah Makan

Rasulullah SAW menyuruh ummatnya makan dengan tangan kanan. Kemudian beliau juga memerintahkan agar orang yang makan menjilati atau mengulum jari-jari tangannya terlebih dahulu sebelum tangan tersebut dibasuh (dicuci).

Ternyata setelah diteliti secara ilmiah, setiap jari mengandung enzim dan acid yang berguna untuk membantu proses pencernaan, memudahkan buang air dan menyembuhkan sembelit. Ketika seseorang makan dengan tangannya, maka tangan tersebut akan mengeluarkan enzim dan acid tersebut.

Mengulum dan menjilati jari-jari tangan sebelum tangan dibasuh, berarti menghabiskan enzim dan acid yang masih lengket di jari-jari tersebut.

عن ابن عبّاس رضي الله عنهما قال:قَالَ رَسُولُ اللهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامً، فَلاَ يَمْسَحُ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ  يُلْعِقَهَا (متّفق عليه)

Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang selesai makan maka janganlah dia membersihkan tangannya sebelum mengulumnya.

عن جابر رضي الله عنه، أَنَّ النَّبِي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَمَرَ بِلَعْقِ الأَصَابِعِ وَالصَّحْفَةِ، وَقَالَ: إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُوْنَ فِى أَيَّهِ البَرْكَةُ (رواه مسلم)

Dari Jabir r.a. katanya; bahwasanya Nabi SAW, memerintahkan menjilati jari-jari dan piring setelah makan, dan katanya: Kalian tidak tahu makanan yang mana yang mengandung berkah.

  • Minum Susu

Untuk melengkapi kebutuhan gizi bagi ma-nusia, Allah menyediakan minuman segar dan menyehatkan dalam perut binatang ternak, terutama susu sapi, susu kambing, dan domba.

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَناً خَالِصاً سَآئِغاً لِلشَّارِبِينَ (النحل:٦٦)

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (QS. 16: 66)

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (المؤمنون: ٢١)

Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan (QS. 23: 21).

  • Susu Sapi

Susu sapi merupakan susu utama dari hewan ternak yang dimanfaatkan oleh manusia. Susu sapi dapat diminum secara langsung maupun setelah diolah terlebih dahulu.

Kandungan gizi yang terdapat dalam susu sapi terdiri dari protein, mineral (Kalsium, Kalium, Yodium,  Potassium, dan Fospor), serta vitamin A, B12, riboflavin, vitamin D, dan niacin.

Susu sapi sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perawatan kesehatan tubuh seperti:

  • Pembentukan Otot
    Protein yang terkandung dalam susu sapi segar cukup tinggi dan cocok untuk membentuk otot, menaikan berat dan tinggi badan secara alami.
  • Menghaluskan kulit
    Mengonsumsi susu sapi segar secara teratur setiap hari dapat meningkatkan kesehatan dan kecantikan kulit secara alami.
  • Melancarkan pencernaan
    Mengonsumsi susu sapi segar secara teratur setiap hari dapat melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit atau susah buang air besar.
  • Mencegah pembentukan batu ginjal

Susu sapi dapat juga digunaan untuk mencegah pembentukan batu ginjal dalam tubuh.

Semoga bermanfaat

Bagikan:
Tabedo – Bagian 32
Bagikan:

Oleh: Phillar Mamara

”Kok bisa ceritanya sampai di situ, tadi?” tanya Ci-cik.

”Gara melihat tingkah si Adin tadi,” lanjut Icha.

”Ooo paham, paham. Dah, lanjutkanlah ceritanya Bang,” pinta Cicik.

”Jadi, di dekat rumah Abang itu kan ada tebing, tingginya kira-kira sepuluh meter. Di bagian atas tebing itu banyak rumpun bambu. Di sana banyak menumpuk sampah daun-daunan dari pokok Embacang, Rambutan, Nangka dan Jeruk Bali. Di atas tumpukan sampah itu banyak berjatuhan buah Embacang muda yang bijinya masih putih. Abang mau mengambil buahnya yang letaknya agak jauh sedikit dari jangkauan. Pelan-pelan Abang geser kaki Abang lebih dekat. Tiba-tiba ”Byarrr” (Vitlan mengeraskan suaranya sembari kedua tangannya bergerak secara tiba-tiba ke atas).

”Auuu …”, teriak  Cicik dan Icha terperanjat, sembari kedua tangan mereka memegang dada mereka.

”Abang jatuh melorot ke dalam sungai,” kata Vitlan.

”Abang ini pun,” sergah Cicik masih dalam suasana keterkejutan oleh ulah Vitlan. Sementara Icha, yang masih melipat tangan di dadanya, hanya terdiam  menatap Vitlan.

Merasa bersalah, Vitlan cepat-cepat minta maaf dan menenangkan kembali suasana.

”Maaf, maaf, Abang tak sengaja,” pinta Vitlan.

”Tak apa-apa, tak apa-apa,” jawab Cicik dan Icha, kembali tersenyum.

”Terus …,” tanya Cicik.

”Dilanjutkan ini?” tanya Vitlan.

”Ya, iyalah,” jawab keduanya.

”Woi, woi, ada orang jatuh ke banda!” teriak seorang bapak yang sedang lewat di jalan di seberang sungai, sambil berlari mendekat.”

”Sementara itu, Abang berusaha keluar dari sungai dengan pakaian basah kuyup, sambil nangis-nangis. Abang dituntun oleh bapak tersebut ke tepi jalan. Ibu Abang berlari menuruni anak tangga ke bawah tebing, Abang nangis di pelukan ibu. Abang dimandikan di kolam di halaman surau yang terdapat di sisi lain di bawah tebing itu,” lanjut Vitlan.

”Trus,” desak mereka.

”Terus, Abang dituntun pulang, telanjang bulat. terang Vitlan, yang disambut kedua gadis itu de-ngan cekikikan, yang ditahan sambil menutup mulut dengan telapak tangan mereka.

”Kalian kok ketawa?” tanya Vitlan.

”Lucu,” jawab Icha.

”Geli,” kata Cicik.

”Apanya yang lucu, apanya yang geli?” tanya Vitlan.

”Geli…lah, membayangkan Abang telanjang bulat,” kata Cicik. 

”Kan masih anak-anak, kek si Adin itu,” kata Vitlan.

Ibu Icha muncul di depan pintu, dengan keranjang di tangan kirinya.

”Ibu ke Tanjung ya,” katanya, sambil menuruni anak tangga.

”Ya, Buk,” jawab mereka serentak.

Tak berapa lama kemudian tukang ojek datang dan membawa ibu Icha berlalu.

”Terus, yang jatuh dari sepeda kek mana pula ceritanya, Bang?” tanya Icha.

”Sampai di sini saja dulu ya, ceritanya nanti kita sambung,” jawab Vitlan. 

”Aaach, Abang, tak eenak,” desah mereka berdua.

Sejenak kemudian, 

”Eeh, janjinya, kapan?” tanya Cicik pada Icha.

”Boleh, kapan?, sekarang?, nanti siang?’, atau nanti sore?, kapan saja boleh,” tantang Icha.

”Enaknya kapan ya?, …. aah tunggu mak Tuo pulang dululah ya,” kata Cicik.

”Eh, janji apa itu?” timpal Vitlan.

”Adalah, Abang Alan, tenang saja di boncengan,” jawab Cicik.

”Ayok,” jawab Icha.

Cicik menggamit tangan Icha.

”Kami mandi dulu ya, Bang,” kata Cicik kepada Vitlan, sambil berlalu ke ruang dalam.

Vitlan bangkit dari kursi, terus masuk ke dalam kamar. Sampai di kamar, direbahkannya tubuhnya di atas ambal. Matanya menerawang ke langit-langit kamar. Tak lama kemudian ia pun tertidur.

”Bang, bang, bang Alan,” panggil Icha mengetuk pintu kamar.

Tidak ada jawaban.

”Bang, bang Alan”, panggil Cicik dengan suara dan ketukan yang sedikit lebih keras.

Vitlan membuka mata, bangun melangkah ke pintu dan membukanya.

”Ayok Bang, kita jalan-jalan ke Tanjung,” kata Cicik.

”Sebentar ya, Abang ke kamar mandi dulu,” jawab Vitlan segera berlalu.

Vitlan kembali ke kamar untuk berganti baju. Ia mengambil dan mengenakan kemeja tangan panjang berwarna biru dongker berliris-liris kecil putih. Sedikit wewangian menambah sempurnanya penampilannya. Ia melangkah ke beranda. di mana Icha dan Cicik menunggu, duduk bersama ibu.

”Kami pergi ya Buk, pergi ya Mak Tuo, pergi ya Buk,” kata mereka beriringan.

”Yok,” kata Icha, menggamit tangan Cicik. menuruni anak tangga. Vitlan mengiring di belakang.

Dengan 3 buah ojek, mereka menelusuri jalanan menuju Tanjung Balai. Kondisi jalan yang berlubang-lubang, membuat tubuh mereka terguncang-guncang di atas ojek. Sampai di Tanjung, mereka langsung menuju tempat yang diceritakan Icha.

”Silakan duduk, mau pesan apa Bang, Kak?” sapa pelayan kedai makanan ramah.

”Aku mie Pangsit. Kau pesan apa Cik. Abang apa Bang?” tanya Icha kepada mereka, sembari mengambil kursi untuk duduk.”

”Aku mie Pangsit juga,” jawab Cicik, sembari duduk di kursi di depan Icha.

”Abang ini pesan apa,” tanya pelayan kepada Vitlan.

”Mie pangsit … boleh juga,” jawab Vitlan mengambil posisi duduk di sebelah kanan Icha.

”Minumnya apa?” tanya pelayan.

”Pokat kocok” jawab Vitlan.

”Es buah, ya es buah,” jawab Cicik dan Icha.

Tak lama antaranya, pesanan mereka datang.

Mereka segera menyantap hidangan yang sudah tersedia di atas meja. Sebentar-sebentar Icha melirik Vitlan dan ia membalasnya. Vitlan senyum dan Icha balas tesenyum.

Betapa bahagianya hati Icha berada di samping Vitlan, lelaki pujaan yang telah merebut seluruh jiwanya. Tak ingin ia berpisah walau sejenak. Selera makannya telah pulih. Dengan besemangat ia lahap makanannya. Sate kerang dan sate udang yang tersedia di atas meja satu persatu berpindah tempat ke lambungnya. Mulut Icha komat kamit menahan rasa pedas.

”Bang, minta es buah satu lagi,” pinta Icha kepada pelayan.

Cicik terbelalak. Vitlan memperhatikan ulah tingkah Icha, dengan sudut matanya. Dalam hati, ia  bersyukur telah bisa membuat Icha tersenyum lagi, bergairah dan punya semangat hidup lagi, setelah ditimpa cobaan hidup yang cukup berat.

Selesai makan bertiga mereka menuju tepian sungai Asahan. Di sana mereka menghabiskan waktu hingga senja hari sembari menyaksikan kapal dan perahu nelayan lalu lalang di permukaan sungai. Puas menikmati panorama sungai Asahan dengan segala aktifitasnya, mereka pun pulang. Menjelang maghrib mereka sampai di rumah.

”Assalamu’alaikum,” sapa mereka, begitu sampai di tangga beranda.

”Alaikum salam,” jawab suara dari dalam rumah.

”Dah pulang kalian,” sapa ibu Icha, membukakan pintu.

”Sudah, Buk,” jawab mereka.

”Jalan-jalan ke mana saja Kalian?” tanya ibu Icha.

”Tidak ada Mak Tuo, Cuma makan-makan dan duduk-duduk di tepi sungai,” jawab Cicik.

”Sudah mau Maghrib, mandilah kalian,” kata ibu Icha.

”Sudah mandi tadi mau berangkat, Buk,” jawab Icha.

Padanan kata:

Banda = kali (sungai kecil)

bersambung

Bagikan:
Imam dan Jamaah: Tertib Shalat Berjamaah
Bagikan:

Oleh: A R Piliang

Mukaddimah

Secara sederhana,. Jamaah adalah: sekelompok orang, yang berkumpul, berhimpun, dalam satu kesatuan, untuk satu tujuan tertentu. Jamaah itu, terdiri dari imam dan makmum.

Imam adalah orang yang memimpin (pemimpin) dari suatu jamaah. Sedangkan makmum adalah orang-orang yang menjadi anggota kelompok, yang menjadi pengikut (dipimpin oleh). imam.

Fungsi dan Peran Imam

Di dalam shalat, fungsi dan peran seorang imam, adalah memimpin dan mengarahkan ja-lannya shalat, tahap demi tahap, mulai dari takbiratul ikram hingga salam, sebagai tanda ber-akhirnya shalat.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيّ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا جُعِلُ الإِمَامُ لِيوُءتَمَّ بِهِ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا، وَلاَ تُكَبِّرُوا حَتَّى يُكَبِّرَ، وَإِذَا رَكَعَ فَرْكَعُوا، وَلاَتَرْكَعُوا حَتَّى يَرْكَعَ، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا : أَللهُمَ رَبَّنَالَكَ الحَمْدُ، وَإِذَا سَجَدَ فَسْجُدُوا، وَلاَتَسْجُدُواحَتَّى يَسْجُدَ، وَإِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا، وَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا أَجْمَعِيْنَ (رواه أبو داود)

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Dijadikan imam itu tidak lain, melainkan untuk dituruti. Apabila imam takbir, kalianpun takbir dan janganlah kalian bertakbir, sehingga imam itu bertakbir. Bila ia ru-kuk, hendaklah kalian rukuk dan janganlah rukuk, sehingga ia rukuk. Apabila ia membaca “sami‘allahu liman hamidah”, maka kalian harus membaca “Allahumma rabbana lakalhamdu”. Apabila ia sujud, maka sujudlah kalian dan jangan sujud, sehingga ia sujud. Apabila ia shalat dengan berdiri, maka kalian shalat sambil berdiri dan apabila ia shalat sambil duduk, shalatlah kalian sam-bil duduk.

Tugas dan tanggungjawab imam, adalah memastikan berjalannya dengan ter-tib dan lancar pelaksanaan ibadah shalat. Tugas dan tanggungjawab itu, antara lain:

  1. Mengatur shaf (barisan) makmum, agar:
  2. Lurus, tanda lurusnya shaf (barisan) makmum, adalah: sejajarnya ujung tumit makmum dalam satu garis lurus,
  3. Rapat, tanda rapatnya shaf (barisan) makmum, adalah: bertemunya bahu, antara satu makmum dengan makmum yang lain,
  4. Terbebasnya shaf (barisan) makmum dewasa dari kehadiran anak-anak (belum baligh) di antara mereka, yang akan membuat shaf (barisan) mak-mum jadi terputus. Artinya, sedapat-dapatnya, dibuatkan shaf (barisan) tersendiri, di belakang shaf (barisan) orang dewasa.
  5. Memberi aba-aba, sebagai sebuah komando, dengan suara jelas dan volume sedang (tidak keras dan tidak pelan sekali), agar dapat diikuti oleh seluruh makmum.

Yang Paling Berhak Menjadi Imam

Sebagaimana ditekankan oleh Rasulullah SAW, bahwa:

إِنَّمَا جُعِلُ الإِمَامُ لِيوُءتَمَّ بِهِ،

Imam itu diadakan, adalah untuk diikuti.

Layaknya orang yang diikuti setiap tindakannnya, maka yang paling berhak menjadi imam itu mestilah:

Rasulullah SAW mengatakan bahwa:

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَوُءمُّ القَوْمَ أَقْرَﺅُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ تَعَالَى، فَإِنْ كَانُوا فِى القِرَاءَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ، لإَإِنْ كَانُوا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً، فَإِنْ كَانُوا فَى الهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُم سِلْمًا (رواه مسلم)

Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Yang mengimami kalian itu, hendaklah orang yang pandai membaca kitabullah. Apabila mereka (calon imam) dalam hal itu sama, maka hendaklah, yang paling mengerti tentang sunnah Nabi SAW. Bila dalam hal itu, mereka sama, maka yang paling dahulu hijrahnya. Bila dalam hal itu, juga sama, maka yang lebih dahulu masuk Islam. 

  1. Yang pandai membaca (menguasai) kitabullah,
  2. Yang menguasai sunnah Rasul,
  3. Yang pandai menampilkan dirinya (kehadirannya diterima makmum dengan baik atau bukan orang yang tidak disukai),
  4. Yang jelas komitmen ke-Islaman-nya,
  5. Yang paham kondisi makmum (ada anak-anak, orang yang sudah tua, yang lemah, yang sakit dan yang bekeperluan), dengan meringankan bacaan (ayat),

Kewajiban Makmum:

Sebagai orang yang mengikuti imam, makmum mempunyai kewajiban sebagai berikut:

  1. Mengikuti gerakan imam dengan baik dan tertib, sebagaimana diatur oleh Rasulullah SAW,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيّ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا جُعِلُ الإِمَامُ لِيوُءتَمَّ بِهِ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا، وَلاَ تُكَبِّرُوا حَتَّى يُكَبِّرَ، وَإِذَا رَكَعَ فَرْكَعُوا، وَلاَتَرْكَعُوا حَتَّى يَرْكَعَ، وَإِذَا قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُولُوا : أَللهُمَ رَبَّنَالَكَ الحَمْدُ، وَإِذَا سَجَدَ فَسْجُدُوا، وَلاَتَسْجُدُواحَتَّى يَسْجُدَ، وَإِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا، وَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا أَجْمَعِيْنَ (رواه أبو داود)

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Dijadikan imam itu tidak lain, melainkan untuk dituruti. Apabila imam takbir, kalianpun takbir dan jangan-lah kalian bertakbir, sehingga imam itu bertakbir. Bila ia rukuk, hendaklah kalian rukuk dan janganlah rukuk, sehingga ia rukuk. Apabila ia membaca “sami‘allahu liman hami-dah”, maka kalian harus membaca “Allahumma rabbana lakalhamdu”. Apabila ia su-jud, maka sujudlah kalian dan jangan sujud, sehingga ia sujud. Apabila ia shalat dengan berdiri, maka kalian shalat sambil berdiri dan apabila ia shalat sambil duduk, shalatlah kalian sambil duduk.

Tata cara mengikuti imam:

  1. Imam selesai bertakbir, makmum baru bertakbir,
  2. Imam selesai bertakbir untuk rukuk, makmum baru bergerak untuk rukuk,
  3. Imam selesai membaca ‘sami Allahu liman hamidah’, makmum baru bangkit berdiri, dengan membaca ‘Allahumma rabbana lakalhamdu’,
  4. Imam selesai bertakbir untuk sujud, makmum baru bergerak untuk sujud,
  5. Imam selesai bertakbir untuk bangkit dari sujud, makmum baru bergerak bangkit dari sujud,
  6. Begitu seterusnya.
  7. Mengingatkan imam, bila terjadi kesalahan bacaan atau kekurangan/kelebihan rukun.
  8. Menggantikan posisi imam, bila imam tidak mungkin melanjutkan perannya sebagai imam.

Catatan: Sebaiknya makmum yang posisinya berada tepat di belakang imam, adalah orang yang memiliki kemampuan, setara dengan imam, hingga sewaktu-waktu dapat menggantikan posisi imam.

Semoga bermanfaat.

Bagikan:
Tabedo – Bagian 31
Bagikan:

Oleh: Phillar Mamara

Kira-kira pukul setengah tiga dinihari Vitlan tersentak dari tidurnya. Ia bangkit, beranjak ke pintu dan membukanya. Suasana gelap di luar kamar. Ia ingin ke kamar mandi mengambil wudhuk untuk melaksanakan shalat tahajjud, tapi dibatalkannya. Tak mungkin rasanya meraba-raba dinding ke sana ke mari untuk menemukan saklar lampu.

Pintu kamar ditutup kembali. Vitlan duduk bersandar ke tempat tidur. Diraihnya terjemah Al-Qu`an lalu mulai membaca dengan suara pelan hampir tak terdengar. Setelah beberapa halaman dibacanya, Al-Qur`an diletakkan kembali di tempat semula, kemudian ia membaringkan tubuh dan kembali tertidur.

Pukul lima seperempat Vitlan bangun begitu mendengar suara ibu Icha membangunkan Saldin. Ia langsung ke kamar mandi, mengambil wudhuk.  Kembali ke kamar untuk menunaikan shalat Subuh. Selesai shalat, ia membaca beberapa ayat Al-Qur`an, dilanjutkan dengan membaca buku.

Begitu dilihatnya hari telah mulai terang, ia melangkah ke luar rumah dan berjalan kaki di sepanjang jalan raya. Beberapa truk dan mobil pick up terlihat berlalu melewati jalan membawa muatan hasil laut.

Setelah puas berjalan kaki, Vitlan kembali ke rumah, kemudian mandi dan ganti pakaian. Ia mengambil sebuah buku dan beranjak ke beranda. Ia duduk membaca buku. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke jalan raya, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dan anak-anak berseragam menuju ke sekolah.   

”Tin tin tin,” terdengar bunyi klakson di depan rumah.

Bersamaan dengan munculnya Icha di depan pintu membawa Baki, berisi; sepiring pisang goreng dan sepiring ketan serta dua gelas teh manis, Saldin keluar dengan seragam sekolahnya. Hampir saja ia menumpahkan apa yang dibawa Icha.

”Eee Adin! hati-hati dik. Pelan-pelanlah,” kata Icha.

”Adin pergi sekolah ya Bang,” sapa Saldin sambil menggenggam tangan Vitlan dan menciumnya

”Ya Din,” jawab Vitlan, sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah Saldin.

Saldin bergegas turun tangga lalu naik ke boncengan, dan mereka pun berlalu.

”Hmm, kalau si Adin ini, gitu sajalah selalu, semua buru-buru,” omel Icha, sembari meletakkan piring dan gelas di atas meja, kemudian ia duduk di  kursi sebelah kiri Vitlan.

”Namanya juga anak laki-laki yang sedang tumbuh,” jawab Vitlan, sambil tangannya mengambil pisang goreng.

”Abang waktu sebesar dia, kek gitu jugalah ya,” tanya Icha.

”Mmm lebih,” jawab Vitlan dengan mulut tetap mengunyah.

”Kek mana lebihnya Abang dulu?” tanya Icha.

”Yang namanya jatuh dari pohon, terjun dari tebing, dan jatuh dari sepeda, ndak kira lagilah, sudah puaslah,” jawab Vitlan.

”Iiihh ngeri kali Abang. Kok bisa sampai gitu? Abang pasti bandel waktu kecil ya,” tanya Icha lagi.

”Bukan bandel, tapi lasak,” jawab Vitlan enteng.

”Sama sajalah itu,” bela Icha.

”Be … bedalah, kalau bandel itu artinya tak mau dilarang. tak mau dikasih tahu, tapi kalau lasak, ya kek Adin tadi itu,” jelas Vitlan.

”Jatuh dari pohon apa saja pernah Abang?” selidik Icha.

”Seeering. … jatuh dari pohon Rambutan, pohon Jeruk, pohon Mangga, pohon Manggis, pohon kelapa,” jawab Vitlan.

”Terus yang dari tebing dan dari sepeda itu, bagaimana pula ceritanya itu?” tanya Icha lagi.

”Di dekat rumah Abang ada tebing, tingginya kira-kira sepuluh meter. Di bagian atas tebing itu banyak rumpun bambu. Di sana banyak menumpuk sampah daun-daunan dari pokok Embacang, Rambutan, Nangka dan jeruk Bali…

”Yok Bang, Icha, kita sarapan dulu,” sapa Cicik di depan pintu ruang dalam.

Vitlan menghentikan ceritanya lalu bangkit melangkah ke ruang dalam, mengikuti Cicik dan Icha. Selesai sarapan pagi, Vitlan kembali ke beranda dan duduk di tempat semula.

Sebenarnya ada keinginan di hatinya untuk berjalan-jalan di sekitar daerah itu, namun hasrat itu ditahannya demi mengingat tujuan utama kedatangannya ketempat itu. Ia tidak mau menafikan sedikitpun penderitaan batin yang sedang dialami Icha. Karena itu ia lebih memilih duduk-duduk saja di rumah, menemani Icha, daripada memenuhi hasrat keingintahuannya akan daerah itu.

Tak lama kemudian Icha dan Cicik datang bergabung bersamanya duduk di beranda. Bertiga mereka berbincang. Icha menatap Vitlan lembut, dan Vitlan membalas tatapan itu dengan senyuman.

”Lanjutkanlah Bang, cerita tadi,” rengek Icha.

”Cerita apa itu?” tanya Cicik.

”Cerita kenakalan bang Alan di waktu kecil,” jawab Icha.

”Waaah seru tuh. Kek mana tu ceritanya Bang,” timpal Cicik.

Vitlan merogoh kantong celananya dan mencari-cari sesuatu, keningnya mengerinyit. Icha coba memahaminya. Ia bangkit beranjak ke dalam dan keluar dari pintu samping yang menghubungkan dapur dengan halaman.

Tak berapa lama beselang Icha telah muncul kembali di beranda dengan sebungkus Ji Sam Soe berikut dengan korek api di tangan. Sembari duduk, Icha menyodorkannya ke depan Vitlan.

”Ini yang Abang cari kan?” katanya.

Vitlan menatap Icha kagum. Secepat itu, ia dapat memahami, apa yang dibutuhkannya. Dalam hati, Vitlan membatin,

“Sebegitu cepatnya, kau memahami apa yang kubutuhkan. Nampaknya kita memang ditakdirkan untuk bersatu. Abang berjanji padamu Icha. akan mendampingimu selamanya.”

Dia senyum dan meraih bungkus rokok itu, membelah dua bungkusnya dengan kukunya dan mengambil sebatang lalu menghisapnya.

”Ceritanya tadi sampai di mana ya?” tanya Vitlan.

”Tebing depan rumah yang ada bambunya,” jawab Icha.

”Ulangi dari awallah,” pinta Cicik, menyela.

”Kek mana ya? Sebenarnya ceritanya tak bisa diulang,” kata Vitlan menggoda.

”Aaach, tak enaklah sama bang Alan. Pilih kasih. Ulanglah Bang,” rengek Cicik.

Vitlan senyum-senyum melihat tingkah Cicik.

”Begini Cik, begini. Bang Alan itu waktu kecil nakal sekali. Suka manjat pohon dan main sepeda. Pohon apa saja dipanjati dan sering jatuh,” terang Icha.

”Iya Bang?” tanya Cicik.

Vitlan mengangguk, mengiyakan.

bersambung

Bagikan:
Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (28)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

TERTIB MAKAN DAN MINUM

  1. Makan Yang Manis Ketika Perut Kosong

Makanan utama yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika perut kosong seperti setelah berpuasa seharian adalah kurma basah. Kurma basah tentu saja lebih cepat dicerna oleh lambung bila dibandingkan dengan kurma kering maupun buah lainnya.

Tentu saja tetap ada pilihan selain kurma di daerah-daerah yang tidak memiliki po-hon kurma atau tidak memroduksi kurma, seperti Indonesia. Gula Aren, barangkali dapat disetarakan dengan kurma basah sebagai makanan ketika perut kosong atau berpuasa.

Gula Aren diyakini memiliki kandungan makro dan mikronutrien lebih banyak di-bandingkan dengan gula putih/pasir . Mikronutrien yang ada dalam gula aren antara lain : Garam mineral, vitamin B1, B2, B3, B6, B12, dan Vitamin C.

Menurut Jeff Gunnent; Dalam bukunya Parma Culture Plants (2004), salah satu un-sur yang terkandung dalam gula aren memiliki fungsi untuk mengontrol dan membersihkan saluran pencernaan, mulai dari bagian lambung dan tenggorokan. Riboflavin yang merupa-kan salah satu unsur yang terdapat dalam gula aren, berfungsi melancarkan metabolisme dan mengoptimalkan fungsi sel, sehingga stamina tubuh tetap terjaga.

Gula Aren juga bermanfaat untuk penderita diabetes, membuat intensitas istirahat lebih baik, cocok dimasukkan kedalam makanan untuk diet, mencegah Anemia, mengan-dung Antioksidan,dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. 

عن أنس رضي الله عنه قال: كَانََ رَسُولُ اللهُُُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّى عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَم تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَاحَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ (رواه أبوداود و التّرمذى)

Anas r.a., berkata: Adanya Rasulullah SAW berbuka sebelum shalat maghrib dengan tiga kurma ruthob (yang masih basah), bila tidak ada, maka dengan kurma, bila tidak ada, maka dengan tiga teguk air.

  • Mengulum Jari Tangan Setelah Makan

Rasulullah SAW menyuruh ummatnya makan dengan tangan kanan. Kemudian beliau juga memerintahkan agar orang yang makan menjilati atau mengulum jari-jari tangannya terlebih dahulu sebelum tangan tersebut dibasuh (dicuci).

Ternyata setelah diteliti secara ilmiah, setiap jari mengandung enzim dan acid yang berguna untuk membantu proses pencernaan, memudahkan buang air dan menyembuhkan sembelit. Ketika seseorang makan dengan tangannya, maka tangan tersebut akan mengeluarkan enzim dan acid tersebut.

Mengulum dan menjilati jari-jari tangan sebelum tangan dibasuh, berarti menghabiskan enzim dan acid yang masih lengket di jari-jari tersebut.

عن ابن عبّاس رضي الله عنهما قال:قَالَ رَسُولُ اللهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامً، فَلاَ يَمْسَحُ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ  يُلْعِقَهَا (متّفق عليه)

Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata; Rasulullah SAW bersabda: Apabila seseorang selesai makan maka janganlah dia membersihkan tangannya sebelum mengulumnya.

عن جابر رضي الله عنه، أَنَّ النَّبِي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَمَرَ بِلَعْقِ الأَصَابِعِ وَالصَّحْفَةِ، وَقَالَ: إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُوْنَ فِى أَيَّهِ البَرْكَةُ (رواه مسلم)

Dari Jabir r.a. katanya; bahwasanya Nabi SAW, memerintahkan menjilati jari-jari dan piring setelah makan, dan katanya: Kalian tidak tahu makanan yang mana yang mengandung berkah.

  • Minum Susu

Untuk melengkapi kebutuhan gizi bagi ma-nusia, Allah menyediakan minuman segar dan menyehatkan dalam perut binatang ternak, terutama susu sapi, susu kambing, dan domba.

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهِ مِن بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَّبَناً خَالِصاً سَآئِغاً لِلشَّارِبِينَ (النحل:٦٦)

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (QS. 16: 66)

وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (المؤمنون: ٢١)

Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan (QS. 23: 21).

  • Susu Sapi

Susu sapi merupakan susu utama dari hewan ternak yang dimanfaatkan oleh manusia. Susu sapi dapat diminum secara langsung maupun setelah diolah terlebih dahulu.

Kandungan gizi yang terdapat dalam susu sapi terdiri dari protein, mineral (Kalsium, Kalium, Yodium,  Potassium, dan Fospor), serta vitamin A, B12, riboflavin, vitamin D, dan niacin.

Susu sapi sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perawatan kesehatan tubuh seperti:

  • Pembentukan Otot
    Protein yang terkandung dalam susu sapi segar cukup tinggi dan cocok untuk membentuk otot, menaikan berat dan tinggi badan secara alami.
  • Menghaluskan kulit
    Mengonsumsi susu sapi segar secara teratur setiap hari dapat meningkatkan kesehatan dan kecantikan kulit secara alami.
  • Melancarkan pencernaan
    Mengonsumsi susu sapi segar secara teratur setiap hari dapat melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit atau susah buang air besar.
  • Mencegah pembentukan batu ginjal

Susu sapi dapat juga digunaan untuk mencegah pembentukan batu ginjal dalam tubuh.

Semoga bermanfaat

Bagikan: