Antara Dua Hari Raya
Bagikan:

Oleh: A R Piliang

Ummat Islam mengenal dua hari raya, yakni:

  1. Hari raya Idul Fithri, atau hari Berbuka.
    Disebut Idul Fithri (hari berbuka), karena pada hari itu semua orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan, wajib berbuka (haram berpuasa), sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan Rasulullah SAW.
  2. Hari raya Idul Adh-ha. Hari raya ini, biasa juga disebut dengan Idul Qurban dan Idun Nahar. Disebut Idul Qurban, karena pada hari raya itu diadakan penyembelihan hewan qurban. Dan disebut sebagai Idun Nahar, karena hari raya itu, ditambah dengan hari-hari Tasyriq selama tiga hari, disediakan untuk makan-makan dan bergembira dan berdoa.

Persamaan dan perbedaan.

a. Persamaan kedua hari raya Idul Fithri dengan Idul Adh-ha, adalah:

  1. Sama-sama ada shalat Id nya dan
  2. Sama-sama haram berpuasa padanya.

b. Perbedaannya, adalah:

  1. Pada hari raya Iduk Fithri, haram berpuasa hanya satu hari. Sedang pada hari raya Idul Adh-ha, haram berpuasa adalah selama empat (4) hari, yakni 1 hari raya ditambah 3 hari tasyriq yaitu, tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzul hijjah.
  2. Di hari raya Idul Fithri, hanya ada zakat Fithri, yang manfaatnya untuk satu hari makan, bagi kaum du’afa. Sedang di hari raya Idul Adh-ha, adalah sembelihan hewan qurban, sebanyak 1 ekor domba, hingga 1 ekor sapi/unta/kerbau, yang dapat dinikmati selama beberapa hari, sambil bergembira ria, dengan segala macam bentuk kegembiraan (bernyanyi, menari, rekreasi, wisata dan lain-lain).

Renungan!
Rasulullah SAW, telah menetapkan hari raya Idul Adh-ha ditambah hari-hari tasyriq, selama 4 hari (mungkin dapat ditambah, berdasarkan kebijakan/kesepakatan bersama), untuk memuaskan dahaga pada kesenangan duniawi, seperti: pentas seni dan budaya, rekreasi, wisata, pulang kampung, berkunjung ke sanak famili, handai taulan, sahabat dan relasi dan lain sebagainya.

Mengapa itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Justru kita memindahkan kegiatan tersebut ke hari raya Idul Fithri, yang liburnya hanya satu hari.
Padahal dengan melebarkan Idul Fithri, menjadi berhari-hari, tidakkah sebanarnya dapat menjadikan manfaat ibadah puasa yang telah kita bangun dengan baik selama sau bulan, kembali ke titik nol?

Semoga bermanfaat.

Bagikan: