Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (40)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

MENJAGA KESEHATAN DIRI

Jarak/rentang antara satu shalat dengan shalat lainnya berbeda-beda. Bila diperhatikan de-ngan seksama, jarak/rentang waktu shalat dari Shubuh hingga Isya, maka terlihat rentang waktu antara masing-masing shalat tersebut semakin mengecil.

Jarak antara shalat Shubuh dengan shalat Zhuhur begitu panjang, lebih dari 7 jam. Jarak antara shalat Zhuhur dengan shalat Ashar menurun drastis menjadi sekitar 3 jam saja. Jarak anta-ra shalat Ashar dengan shalat Maghrib lebih pendek lagi menjadi sekitar 2,5 jam, sementara jarak antara shalat Maghrib dengan shalat Isya hanya 1 jam lebih sedikit saja.

Jumlah rakaat masing-masing shalat dari 5 shalat wajib berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Shalat Subuh memiliki 2 rakaat, shalat Zhuhur 4 rakaat, shalat Ashar 4 rakaat, shalat Maghrib 3 rakaat, dan shalat Isya 4 rakaat. begitu juga shalat sunat rawatib yang mengiringi masing-masing shalat wajib. Sunat Subuh 2 rakaat sebelumnya, sunat Zhuhur 4 rakaat, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudahnya, sunat  Ashar tidak ada, sunat Maghrib 2 rakaat sesudahnya, dan sunat Isya 2 rakaat sesudahnya. 

عَنْ عائشة رضي الله عنهاقَلَتْ، كَانَ أَوَّلَ مَا افْتُرِضَ عَلَى رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلصّلاَةُ رَكْعَتَانِ رَمْعَتَانِ إَلاَّ المَغْرِبَ فَإِنَّهَا كَانَتْ ثَلاَثًا ثُمَّ أَتَمَّ اللهُ الظُّهْرَ وَالعَصْرَ وَلعِشَاءَ الأَخِرَةَ أَرْبَعًا فِى الحَضَرِ وَأَقَرَّ الصَّلاَةَ عَلَى فَرْضِهَا الأَوَّلِ فِى السَّفَرِ (رواه أحمد وإبن حبّان و بيهقى وإبن هزيمة)

Dari Aisyah r.a. katanya: Dulu awal diwajibkannya ibadah shalat kepada Rasulullah SAW adalah dua rakaat dua rakaat (di Makkah), kecuali shalat Maghrib dari dulu tiga rakaat. Lalu Allah sempurnakan shalat Zhuhur, Ashar dan Isya yang terakhir menjadi empat rakaat pada saat hadir di tempat (muqim) dan menetapkan shalat wajib di awal pada saat safar.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ؛ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ (متّفق عليه)

Dari Ibnu Umar r.a. katanya: Aku hafal dari Rasulullah SAW 10 rakaat (shalat sunnat) yaitu: 2 rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat Maghrib, dua rakaat sesudah shalat Isya dan dua rakaat sebelum shalat Shubuh.

Rentang waktu antara shalat Subuh dengan shalat Zhuhur adalah 7 jam 22 menit, dan ren-tang waktu antara shalat Zhuhur dengan shalat Isya adalah 7 jam 13 menit. Sementara jumlah ra-kaat shalat antara dua rentang waktu tersebut jauh berbeda. Dari waktu Shubuh hingga menje-lang masuk waktu Zhuhur hanya ada 2 rakaat shalat Shubuh, sementara dari waktu Zhuhur ke waktu Isya ada 15 rakaat shalat yang terdiri dari 4 rakaat shalat  Zhuhur + 4 rakaat shalat Ashar + 3 rakaat shalat Maghrib + 4 rakaat shalat Isya. Bila ditambahkan dengan shalat sunat rawatib, maka jumlah rakaat shalat dari waktu Shubuh hingga menjelang masuk waktu Zhuhur menjadi 2 rakaat sunat sebelum Subuh + 2 rakaat Subuh = 4 rakaat. Jumlah rakaat shalat dari Zhuhur hing-ga Isya menjadi (2 rakaat sunat sebelum Zhuhur + 4 rakaat Zhuhur + 2 rakaat sunat sesudah Zhu-hur) + 4 rakaat Ashar + (3 rakaat Maghrib + 2 rakaat sunat sesudah Maghrib) + (4 rakaat Isya + 2 rakaat sunat sesudah Isya) = 25 rakaat.

Hubungan Rentang Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat Dengan Kebugaran Tubuh

Gerakan-gerakan shalat itu terdiri dari:

  • Gerakan tubuh yang dilakukan ketika berdiri, rukuk, berdiri bangkit dari rukuk (I’tidal) su-jud, duduk antara dua sujud, sujud, kemudian dilanjutkan dengan berdiri atau duduk tahyat.
  • Gerakan tangan yang yang dilakukan ketika mengangkat tangan tatkala takbiratul ikram dan takbir-takbir yang mengantarai perpindahan posisi rukun-rukun shalat, melipat tangan waktu berdiri,  meletakkan tangan (bertelekan) di lutut waktu rukuk, meletakkan tangan (bertele-kan) waktu sujud, posisi tangan waktu duduk antara dua sujud dan tahyat.
  • Gerakan kepala yang dilakukan ketika mengggerakkan kepala ketika rukuk, sujud dan ber-paling ke kanan dan ke kiri ketika salam.

Gerakan-gerakan yang bersifat fisikal di atas memiliki empat makna penting bagi bagi kesehatan pisik, psikis/mental dan kerja otak, yakni:

  1. Gerakan-gerakan pisik yang terjadi selama shalat berlangsung, merupakan gerakan senam  yang memberikan rangsangan terhadap otot, urat dan syaraf  di seluruh rubuh.

Gerakan mengangkat tangan ketika takbiratul ikram dan takbir-takbir perpindahan rukun shalat, memberikan efek terhadap urat, otot dan syaraf yang berada di tangan dan di sekitar bagian atas tubuh seperti rusuk, dada dan bahu.

Gerakan tubuh ketika rukuk memberikan efek kepada urat, otot dan syaraf yang terdapat di seluruh tubuh, terutama bagian belakang kepala, tengkuk, punggung, pinggang sampai ke tumit.

Gerakan tubuh ketika sujud, memberikan efek terhadap urat, otot dan syaraf yang terdapat di kepala, tangan, pinggang dan pinggul, lutut, telapak kaki dan ujung jari-jari kaki.

Gerakan tubuh ketika duduk antara dua sujud dan duduk tahyat, memberikan efek terhadap urat, otot dan syaraf yang terdapat di pinggang dan pinggul, paha, betis, telapak dan pung-gung kaki, pergelangan dan ujung-ujung jari kaki.

  • Gerakan pisik yang dilakukan pada saat shalat, akan dipengaruhi oleh dan memberikan efek bagi ketenangan jiwa yang melaksanakannya. Ketenangan jiwa/batin, akan menuntun gerakan-gerakan shalat menjadi terarah, terkontrol dan teratur dengan baik (khusuk). semen-tara kegalauan jiwa/batin, akan membuat gerakan-gerakan shalat menjadi kacau dan tidak terarah. Oleh karena itu shalat yang baik (khusuk) dan memberikan efek positif, haruslah di-bangun di atas ketenangan jiwa/batin. Shalat yang dilaksanakan secara terburu-buru, tidak akan memberikan hasil selain sekadar penunaian kewajiban belaka.
  • Kesiapan jiwa/batin guna melaksanakan shalat, tidak saja akan menuntun gerakan-gerakan terarah, teratur dan terkontrol, tapi juga akan melahirkan konsentrasi pada setiap ucapan yang keluar dari mulut orang yang melaksanakan shalat, sehingga dengan demikian shalat yang dilaksanakan tersebut benar-benar bisa dinikmati dan memberikan kenikamatan tersen-diri bagi yang melaksanakannya.
  • Gerakan-gerakan shalat akan menjamin kestabilan peredaran dalam tubuh, terutama peredar-an darah dan oksigen ke otak. Darah akan mengalir secara alami ke otak pada dua kondisi yakni:

Pertama: ketika rukuk, dimana pada saat itu posisi otak sejajar dengan posisi jantung yang membuat darah dengan mudah dapat mengalir dari jantung ke kepala (otak).

Kedua:  ketika sujud, dimana pada saat itu posisi kepala berada lebih rendah dari posisi jan-tung, yang membuat darah dan oksigen akan mengalir dengan cepat ke kepala (otak).

  • Efek tambahan yang diterima tubuh ketika shalat adalah aktifnya seluruh sel dan syaraf tu-buh ketika seseorang mengeraskan bacaan shalatnya, sehingga membuat tubuhnya menjadi panas dan mengeluarkan keringat. Kondisi panas dan berkeringat ini membuat seseorang merasa menjadi bugar.

Rentang waktu antara shalat Shubuh dengan shalat Isya  secara umum digunakan oleh ma-syarakat untuk bekerja (waktu kerja). Sedangkan waktu setelah shalat Isya hingga menjelang shubuh secara umum digunakan untuk beristirahat dan tidur. Meski tidak sedikit orang yang menggunakannya untuk bekerja.

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاساً وَالنَّوْمَ سُبَاتاً وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوراً (الفرقان:٤٧)

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (QS.25:47)

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُواْ فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِراً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (يونس:٦٧)

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (men-jadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar (QS.10:67)

Begitu selesai shalat Shubuh, saat berikutnya pagi menjelang dan aktifitas hidup sehari-haripun dimulai. Matahari terbit, suasana perlahan mulai menghangat, kemudian meningkat menjadi panas, hingga mencapai teriknya kira-kira pada pukul tiga siang. Kemudian secara per-lahan suhu panas itu turun.

Seiring naiknya suhu pada siang hari, maka sebaliknya terjadi penurunan kondisi kebugar-an pada tubuh manusia, yang tidak saja disebabkan oleh naiknya suhu lingkungan tersebut, akan tetapi juga disebabkan oleh faktor lain seperti; beban kerja, kelelahan dan lain sebagainya.

Semakin siang, semakin menurun pula kondisi kebugaran tubuh manusia, terutama setelah lewat tengah hari sampai menjelang sore. Kondisi ini tentu saja membuat kinerja dan tingkat produktifitas seseorang menjadi menurun pula. Untuk membantu mengembalikan kebugaran tersebut, diperlukan aktifitas yang bersifat relaksasi.

Jawabannya adalah shalat. Berhenti sejenak dari rutinitas kegiatan sehari-hari, setelah be-kerja sekitar 4 sampai 5 jam, dari pagi hingga tengah hari. menciptakan rasa sejuk pada beberapa bagian penting tubuh dengan berwudhuk, kemudian tegak mengatur dan menenangkan jiwa, lalu berkonsentrasi, dan seterusnya melantunkan bacaan-bacaan shalat yang diiringi gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh menjadi bugar kembali.

Gerakan-gerakan rukuk dan sujud yang dilakukan berulang-ulang, tentu saja akan membu-at peredaran dan pergantian darah ke otak akan berjalan secara alami. Gerakan-gerakan rukuk dan sujud ini secara sistematis akan membantu menguruangi kerja jantung dalam memompakan darah dan oksigen ke otak, karena pada saat rukuk posisi jantung sejajar dengan otak. Sementara pada waktu sujud posisi jantung lebih tinggi dari posisi otak.

Perlu diketahui bahwa, hidupnya tubuh manusia itu semata-mata dikendalikan oleh darah dan organ tubuh yang yang paling banyak membutuhkan darah itu adalah otak.

إِنَّ فِى الجّسَدِ مُضْغَةِ، فَـإِذَا صَلَحَتْ صَلَحَتِ الجّسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَتِ الجَسدُ كُلُّهُ، أَلَى وَهِيَ قَلْيٌ (متّفق عليه)

Sesungguhnya pada tubuh manusia itu ada segumpal darah. Apabila darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuh itu, dan apabila darah itu kotor/buruk, maka kotar/buruk pulah seluruh tubuh itu. Segumpal darah itu adalah hati.

Semoga bermanfaat

Bagikan:
Tabedo – Bagian 42
Bagikan:

Oleh: Phillar Mamara

Teriakan piket melalui megaphone, membuat mereka terbangun. Petugas memberi aba-aba agar segera mandi dan berkemas. Pukul setengah enam sore, semua siswa sudah siap dan berbaris di lapangan. Vitlan melakukan absensi dan dua orang di antara mereka tidak hadir. Ketua kelompok melaporkan bahwa kedua siswa tersebut, beristirahat karena mengalami sakit kepala dan mimisan.

Selesai makan malam bersama, acara dilanjutkan dengan malam Temu Pisah. Masing-masing perwakilan sekolah mengharapkan aga pertemuan ini tidak hanya sampai di sini. Akan tetapi senantiasa berlanjut di masa-masa yang akan datang. Persabatan antara kedua sekolah, diharapkan semakin kuat dan dan berkembang pada kegiatan-kegiatan lain.

Setelah acara formal, malam temu pisah dilanjutkan dengan acara hiburan, yang dibuka dengan penampilan vocal group tuan rumah. Dua lagu (Bila Hari Telah Senja & Aiga) mereka bawakan dengan apik, dilanjutkan dengan sebuah puisi. Tak kalah dengan tuan rumah, tamu pun tampil dengan vocal groupnya, membawakan lagu Koes Plus, Angin Laut & Kapan Kapan. Penampilan mereka dilengkapi oleh Vitlan dengan iringan gitar akustik oleh seorang siswa tuan rumah membacakan sebuah puisi yang berjudul:

Datang dan Berlalu

Fajar muncul di ufuk timur

Membawa kehangatan dan harapan

Rumput dan dedaunan menampakkan keceriaan alami

Di terang pagi.

Kehangatan masih terasa seiring meningginya sang mentari.

Namun …

Tanpa diduga dan dinyana

Senyum dan tawa, hilang seketika

Tatkala mendung datang, tiba-tiba

Ditiup angin tiada sebab kerana

Diri terhuyung dan terhempas ke bumi (sambil menjatuhkan diri)

Nanar tidak berdaya

dan …

Semua menjadi sepi.

Melihat kejadian tak diduga itu, sebagian penonton ada yang menjerit dan ada pula yang membelalakkan mata sembari menutup mulut. Vitlan bangkit membungkuk memberi peng-hormatan kemudian kembali ke tempat semula.

Penampilan mereka berdua yang aktraktif tersebut, tak pelak mendapat aplus yang meriah seluruh  penonton. Tepuk tangan dan suitan, menambah kemeriahan malam temu pisah tersebut. Tiba-tiba, secara spontan, beberapa orang siswa, bangkit dan menyongsong mereka ke depan panggung, guna menyalami mereka berdua. Melihat suasana tersebut, siswa yang lain ikut bangkit memberikan ucapan selamat.

Acara ditutup pukul 11.00 malam dan selanjutnya, mereka menghabiskan malam itu hingga setengah satu dini hari dengan mengobrol, berkelompok. Suasana acara bebas ini, tambah hangat dengan datang panitia konsumsi membagikan gorengan (ubi kayu, ubi rambat, sukun dan pisang kepok) serta teh dan kopi manis panas.

Pagi harinya, setelah selesai sarapan pagi bersama, rombongan studi wisata STM Sawah Lunto, dilepas oleh wakil kepala sekolah  STM negeri Payakumbuah. Selesai bersalaman, mereka menuju ke Kapalo Banda Taram, terus ke Lembah Harau hingga tengah hari.

Selepas makan siang dan shalat jamak qasar, Zuhur dan Ashar, rombongan meninggalkan lokasi, untuk seterusnya kembali ke Sawah Lunto. Menjelang maghrib, rombongan tiba di halaman sekolah mereka. Mereka langsung membubarkan diri, kembali ke rumah masing-masing. Rasa puas dan bahagia, terpancar dari wajah mereka.

Vitlan, Sumarni, Bahrum dan Siswo, pulang belakangan, setelah semua siswa pulang. Mereka jalan beriringan dengan bu Tina dan bu Lela. Selain memanggul tas kainnya, Vitlan juga menjinjing tas bu Tina. Sementara Sumarno membantu membawakan tas bu Lela. Mereka mampir ke rumah kedua guru pembina OSIS tersebut. yang memang tinggal di tempat yang sama, untuk menyinggahkan barang bawaan mereka berdua. kemudian  melanjutkan langkah mereka ke rumah masing-masing.

Tiba di tempat kos, Vitlan langsung mengeluarkan handuk, dari ranselnya dan segera ke sumur untuk mandi. Selesai bersalin, ia menyulut sebatang Ji Sam Soe lalu merebahkan tubuhnya di difan. Tak berapa lama antaranya, ia langsung tertidur pulas. Sementara puntung kreteknya, jatuh ke samping dipan dalam keadaan sudah tidak menyala lagi.

Kondisi serupa dialami Sumarno. Ia bahkan tidak sempat mandi, karena begitu sampai di kamar kos dan menunggu Vitlan mandi, ia merebahkan badannya di atas tikar yang dibentangkannya, di lantai dan langsung tertidur dengan handuk masih melingkar di pinggangnya. Melihat temannya itu tertidur pulas, Vitlan tidak sampai hati untuk membangun-kannya dan membiarkannya terus tertidur.

Lewat tengah malam, Vitlan terbangun. Ia menggeliatkan badannya ke kanan dan ke kiri, kemudian duduk di tepi dipan. Sumarno masih tergeletak di tikar. Vitlan menggeser badannya secara pelan, agar tidak menyentuh tubuh temannya itu. Ia meraih tasnya dan mengambil bungkusan dari koran pemberian bu Tina dan membukanya.

Tiga kotak karton kecil dikemas dengan rapi, masing-masing dibungkus kertas kado. Vitlan membuka satu persatu. ”Waouw” gumamnya setelah melihat isinya. Satu kotak, kacang tojin, satu kotak kue bawang dan satu kotak lagi berisi kue bunga durian. Vitlan meraih muk air minum dari atas meja belajar dan meneguk beberapa teguk.

Satu persatu makanan itu dicobanya. Kemudian mengutip sisa rokoknya dari lantai dan menyalakannya. Sembari kue dan kacang tojin, asap rokoknya mengepul ke udara dan pecah di langit-langit kamar. Tangan kanannya tak henti-hentinya bergerak ke kotak makanan dan ke mulutnya. Sementara tangan kirinya asyik mempermainkan rokok.

Sebatang rokok habis diisapnya, Vitlan meneguk beberapa teguk air, kemudian menutup kotak makanan dan merebahkan badannya kembali di atas difan dan tidur lagi sampai pagi. Ia baru terbangun menjelang pukul delapan. Itupun setelah dibangunkan Sumarno.

#####

Saat ujian akhir sekolah sudah mendekat. Setiap siswa mesti melengkapi syarat administratif sekolah agar dapat mengikutinya.Vitlan mesti berangkat ke kota Padang guna menggandakan salinan ijazah dengan memfotocopinya. Karena pada saat itu, layanan fotocopi baru ada tersedia di sana.

Pagi-pagi sekali, ia bergegas menuju terminal di pasar baru guna membeli tiket bus. Kira-kira pukul 10, ia tiba di Padang dan segera mencari tempat fotocopi sebagaimana arahan guru di sekolah. Seperempat jam kemudian, proses penggandaan ijazah selesai. Vitlan kembali ke Sawah Lunto dan keesokan harinya langsung menyerakan berkas kelengkapan tersebut, ke tata usaha sekolah.

  Hasil ujian akhir sekolah Vitlan, cukup bagus, dengan nilai rata-rata, 76 (tujuh puluh enam). Namun yang membesarkan hatinya adalah hasil ujian prakteknya, sangat memuaskan. Karena itu, ia langsung ditawari untuk bekerja di Ombilin (PN. Tambang Batubara Ombilin). Vitlan menolak tawaran tersebut, karena ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.

Sepekan kemudian, Vitlan menerima ijazah, sebagai bukti telah menematkan sekolahnya dengan baik. Ia segera berkemas untuk segera meninggalkan kota itu. Sore itu, ia datang ke rumah bu Tina, untuk pamitan. Bu Tina segera menggamit tangannya dan membawanya duduk berdampingan di kursi tamu.

”Kamu mau dibuatkan kopi apa teh manis, Lan?” sapa bu Tina.

”Kopi manis saja,” jawab Vitlan.

Bu Tina beranjak ke belakang. Sejenak kemudian, ia kembali ke depan dengan secangkir kopi panas dan duduk di samping Vitlan. Vitlan menuangkan kopi manisnya ke alas cangkir dan menyerumputnya pelan-pelan.

”Lan, kapan kamu akan melamarku?” kata bu Tina, kembali meraih lengan Vitlan dan mempererat pelukannya..

Mendapat pertanyaan tak terduga tersebut, Vitlan merubah posisi duduknya menghadap bu Tina. Ia menatapnya, kemudian kembali ke posisi se-mula. Tapi bu Tina malah merangkul kepala Vitlan ke dalam dekapannya. Hawa panas tubuhnya, membakar  seluruh tubuh dan menerjang-nerjang kelelakian Vitlan. Ia mengangkat wajahnya berhadapan dengan wajah bu Tina. Bu Tina merapatkan mulutnya ke mulut Vitlan. Ia melumat bibir Vitlan dengan penuh gairah dan Vitlan mencoba mengimbanginya.

Beberapa saat mereka bergumul dalam kemesraan badani. Kejantanan Vitlan meronta-ronta, mengeras seperti sebatang besi yang siap menembus celananya. Gejolak asmara badani itu, semakin memuncak dan akhirnya membuat bagian dalam celana Vitlan basah oleh cairan kelelakiannya. Pelan-pelan bu Tina melepaskan pelukannya, begitu mendengar bunyi derit pintu pagar besi halaman dibuka orang.

Vitlan bangkit kembali ke tempat duduknya semula. Ia meraih gelas kopi manis yang sudah mulai dingin, lalu menghirupnya sedeguk, lalu merapikan rambutnya yang sempat acak-acakan.

Bu Tina segera bangkit mendekat ke pintu lalu membukanya. Ia menyongsong bu Lela dan membantu mengangkat barang bawaannya. Vitlan berdiri menyusul ke teras, ikut membantu.

bersambung

Bagikan:
Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (39)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

MENJAGA KESEHATAN DIRI

Shalat

Shalat adalah salah satu ibadah khusus dari beberapa ibadah khusus yang terdapat dalam sistim peribadat-an Islam. Ibadah shalat adalah perpaduan antara gerak pisik, psikis/kejiwaan, dan pikiran manusia.

Gerakan pisik adalah gerakan yang menggunakan pisik/tubuh yang terdiri dari gerakan tu-buh, gerakan tangan dan jari, gerakan kepala, dan gerakan kaki.

Aktifitas psikis adalah ikut sertanya kejiwaan secara menyeluruh dalam setiap gerakan pi-sik dan bacaan shalat. Keikutsertaan kejiwaan ini akan menentukan tingkat kekhusukan/keserius-an seseorang dalam melaksanakan shalatnya.

Pikiran adalah proses berpikir yang mengiring setiap bacaan, pemilihan surah dan ayat yang akan dibaca dan gerakan shalat.

Aktifitas Keseharian Manusia

Secara teori, pada umumnya manusia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berkerja dan beraktifitas pada waktu siang hari. Meskipun begitu banyak juga yang bekerja dan berakti-vitas pada malam hari. Rentang waktu yang digunakan oleh manusia untuk bekerja dan berakti-vitas adalah sepanjang siang hari, hingga datangnya malam.  

Menurut konsep Islam, secara teoritis tersedia 17 (tujuh belas) jam setiap hari untuk berak-tivitas bagi manusia. Waktu sebanyak itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti; me-menuhi kebutuhan diri dan keluarga, mengurus rumah tangga, mengasuh anak, mencari ilmu, meningkatkan kapasitas intelektual dan keterampilan diri, serta melakukan kegiatan sosial kema-syarakatan,

Berbagai macam dan jenis aktifitas dan pekerjaan yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya.  Petani dengan kegiatan mencangkul, menanam, menyiang, memupuk sampai mama-nen di sawah dan ladangnya. Nelayan mendayung, mengail, menjaring, sampai menyortir dan menjual tangkapannya di sungai, danau dan laut. Saudagar menawar, memilih, membeli sampai menjual barang dagangannya di pasar, sampai mencari pelanggan sebanyak mungkin.   Atlit de-ngan berbagai aktifitas olahraga, seperti: lari, senam, jalan cepat, marathon, berenang, dasa lom-ba,  dan permainan (bulutangkis, sepakbola, basket, tenis meja, bola volli, sepak takraw, terjun payung, dan sebagainya).

Pegawai dengan pekerjaan mengetik, manandatangani, mengarsipkan surat, mengola data, mengadakan pertemuan, dan lain-lain. Guru dan dosen, menysiapkan bahan ajar, mengajar, membuat soal, mengadakan tes dan ujian, memeriksa hasil ujian, mengevaluasi dan lain-lain. Tukang dengan pekerjaan menggergaji, mengetam, memahat, mamaku, menyemen, mengecor, memasang tiang, memasang atap dan lantai, membuat pagar dan lain-lain. Montir dengan peker-jaan membuka dan mengunci, mengelas, membubut, menyolder, mengetes dan lain-lain.

Dokter dan Perawat dengan pekerjaan memeriksa dan mendiagnosa, membersihkan dan memasang perban, menyuntik, mengoperasi dan lain-lain.

Polisi dengan pekerjaan mengayomi rakyat, menangkap dan menginterogasi pemjahat, me-nahan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Serdadu dengan pekerjaan berlatih, men-jaga dan membela Negara, berperang, melakukan pengintaian dan intelijen, memasang ranjau, menerbangkan pesawat tempur, memimpin armada perang dan lain-lain. Dan masih banyak pekerjaan lain dengan segala tetek bengek yang menyertainya.   

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاساً وَالنَّوْمَ سُبَاتاً وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوراً (الفرقان:٤٧)

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (QS.25:47)

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُواْ فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِراً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (يونس:٦٧)

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (men-jadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar (QS.10:67)

Peningkatan Suhu Udara dan Menurunnya Tingkat Kebugaran Tubuh

Sejak seseorang bangun menjelang waktu Shubuh atau pagi hari dan mulai melakukan ak-tifitas hariannya, hingga berhenti  diwaktu sore hari, maka ada empat hal terjadi secara beriring-an yakni:

  1. Naiknya suhu udara

Dari Shubuh hingga matahari terbit, suhu udara boleh dikatakan masih stabil. Namun ketika matahari mulai merangka naik, suhu udarapun ikut merangkat naik, hingga mencapai puncak suhu di siang hari sekitar pukul 3 sore. Kemudian suhu udara tersebut perlahan mu-lai menurun kembali seiring merendahnya matahari ke ufuk barat dan kemudian tenggelam. Kehangatan suhu udara masih terasa hingga saat mega merah di langit menghilang. Seterus-nya terus turun hingga mencapai suhu terendah pada dini hari (sekitar pukul tiga dini hari).

 

       

  • Berkurangnya enerji dalam tubuh

Secara perlahan enerji yang ada dalam tubuh seseorang berangsur-angsur berkurang, yang membuat tenaga dan daya pikir ikut berkurang dan melenah. Berkurangnya enerji ini disebabkan oleh beban kerja, suhu udara dan tentu saja juga karena berjalannya waktu, kare-na bagaimanapun juga bekerja atau tidak bekerja, enerji di dalam tubuh tetap akan berkurang seiring berjalannya waktu.

  • Menurunnya tingkat kebugaran tubuh

Meningkatnya suhu udara ditambah beban kerja akan membuat tingkat kebugaran tubuh menjadi berkurang.

  • Kelelahan

Seterusnya, kelelahan akan menghinggapi tubuh dan kejiwaan.

Rentang Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat

عن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنه: أَنَّ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَقْتُ الظُهْرِ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُوْلِهِ، مَالَمْ يَحْضُرِ العَصْرُ، وَوَقْتُ العَصْرِ مَالَمْ تَصْفَرِّ الشَّمْسُ، وَوَقْتُ صَلاَةِ المَغْرِبِ مَالَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ، وَوَقْتُ صّلاَةِ العِشّاءِ تِصْفِ اللَّيلِ الأَوْسَطِ، وَوَقْتُ صَلاّةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوْعِ الفّجْرِ، مَالَم تَطْلُعِ الشَّمْسُ، فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَأَمْسِكْ عَتِ الصَّلاَةِ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ (رواه مسلم)

Dari Abdullah bin Amru bin Ash r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Waktu Zhuhur adalah  tatkala matahari telah condong sedikit ke barat hingga bayangan seseorang telah menyamai panjang orangnya, waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning, waktu Maghrib adalah selama mega merah belum menghilang, waktu Isya hingga separoh malam yang tengah, dan waktu Shubuh adalah sejak terbit fajar hingga terbit  matahari (selama matahari belum terbit). Apabila matahari telah terbit, maka janganlah kamu lakukan shalat, karena matahari itu muncul di antara dua tanduk syetan.

Berdasarkan hasil perhitungan hisab yang dibuat oleh para ahli hisab, maka diperoleh jarak atau rentang waktu antara satu shalat dengan shalat yang lain sebagai berikut: 

  1. Jarak/rentang  waktu shalat  Shubuh dengan shalat  Zhuhur adalah: +/- 7 jam, 22 mnt,
  2. Jarak/rentang  waktu shalat Zhuhur  dengan shalat  Ashar adalah: ­+/- 3 jam, 24 mnt,
  3. Jarak/rentang  waktu shalat Ashar dengan shalat Maghrib adalah: +/- 2 jam, 37 mnt,
  4. Jarak/rentang  waktu shalat Maghrib dengan shalat  Isya adalah: +/-1 jam, 12 mnt, dan
  5. Jarak/rentang  waktu Isya dengan shalat Shubuh adalah : +/- 9 jam, 25 mnt.

Jarak/rentang waktu antara satu shalat dengan shalat berikutnya diatur oleh Rasulullah SAW sedemikian rupa bukan tanpa maksud  dan makna. Pengaturan jarak/rentang waktu ini tentulah memiliki arti dan maksud tertentu.

Semoga bermanfaat

Bagikan:
Refleksi Akhir Tahun Yayasan Sako Anak Negeri
Bagikan:

Oleh Hasanuddin Hasanuddin

Taun 2023 alah ampia balalu. Mungkin ado babarapo kagiatan Yayasan Sako nan talipue dari liputan Sako.or.id nan cukuik strategis. Ado kagiatan nan sacaro tageh malibaikkan SAKO sacaro organisasi ado pulo kagiatan nan diikuiki dek fungsionaris SAKO sacaro urang paurang tapi sangaik pantiang untuk kamajuan SAKO apolai dalam ranko maujuikkan tujuan basamo SAKO.

Babarapo kagiatan nan malibaikkan SAKO sacaro organisatoris di antaronyo partamo “Seminar Rekonstruksi dan Revitalisasi Nilai dan Pranata Adat dalam Kesenian Ulu Ambek di Padang Pariaman” pado 11/11/2023 (dijanangi dek Afrianto Dt. Maninjun) jo kaduo “Seminar Duak Basamo Menggali dan Merevitalisasi Jejak Seni Berbasis Adat dan Praktik Baik Penyelenggaraan Permusyawaratan Perwakilan Menuju Mufakat demi Perdamaian Adat” yang pernah terjadi zaman dahulu pada Subkultur 4 Koto: Nagari Pangian, Nagari Buo, Nagari Taluk, dan Nagari Tigo Jangko di Lintau Buo pado 04/12/2023 (dijanangi dek Bambang Suprianto Dt. Parpatih). Kaduo kagiatan ko sangaik elok sabagai ujuik nyato kahadiran SAKO di tangah masyarakaik. Kaduo kagiatan di ateh baru mulo, nan kataruihannyo paralu kito tingkekkan di taun nan ka datang.

Di sampiang itu, ado babarapo kagiatan nan malibaikkan fungsionaris Yayasan Sako Anak Negeri, takusus nan dikarajoan dek Ketua Badan Pembina (Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo), Ketua Pengawas (Gayatri Gani Dt. Parpatih), Ketua Umum (Hanafi Zein Sutan Bagindo), Sekretaris Umum (Hasanuddin Dt. Tan Patih), dan nan lain. Kagiatan-kagiatan tun barupo rapek, seminar, bimtek, lokakarya, palatihan, dan bantuak lainnyo. Kasaratoan fungsionaris SAKO disitu bisa sabagai tim ahli, narasumber, fasilitator, juri, atau pasarato sajo. Mungkin bantuak-bantuaknyo saolah-olah kagiatan pasaurangan, tapi sado itu punyo makna sacaro langsuang atau indak lansuang untuak kabaradoan SAKO di kudian ari.

Babarapo kagiatan nantun adolah (1) Inventarisasi Objek Pamajuan Kebudayaan basamo Dinas Kabudayaan Provinsi Sumatera Barat (Tim Ahli dari SAKO: Dr. Hasanuddin Dt. Tan Patih jo Pramono, Ph.D), (2) Panilaian Nagari Mubarokah (Madani ba ABS-SBK) juo basamo Dinas Kabudayaan Provinsi Sumatera Barat (Tim Ahli dari SAKO: Dr. Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo jo Dr. Hasanuddin Dt. Tan Patih), (3) Panyusunan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Minangkabau Kabupaten Agam, Kabupaten Darmasraya, jo Kabupaten Solok Selatan (Tim Ahli: Dr. Hasanuddin Dt. Tan Patih jo Dr. Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo), (4) Bimbingan Teknis/ Penguatan ABS-SBK bagi Ninik Mamak/ Perangkat Nagari/ Bundo Kanduang (Kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok Selatan, sarato nan lainnyo) (Narasumber: Dr. Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo jo Dr. Hasanuddin Dt. Tan Patih), (5) Kagiatan nan bakaik jo palinduangan naskah kuno Minangkabau (Tim Ahli: Pramono, Ph.D).

Masih banyak nan lain nan alun tahimpun, bantuak nan dikarajokan dek Wakie Ketua (Prof. B. A. Dt. Bunsu, Dr. Feri Arlius Dt. Sipado, jo A.R. Piliang Malin Marajo); Dr. Firman Syakri; Hasri Fendi, MA; Bundo Kanduang SAKO, sarato nan lainnyo nan indak tasabuikkan disiko. Ka muko, kagiatan-kagiatan nan tun paralu kito tingkekkan, tarutamo nan basipaik organisatoris, supayo kabaradoan SAKO batambah lakek di hati masyarakaik dan kamanfaatannyo bagi kamaslahatan umat makin dirasokan. Jo itu Kito basasamo mamohon karidhoan dari Allah Swt. Insya Allah***

Bagikan:
Tabedo – Bagian 41
Bagikan:

Oleh: Phillar Mamara

Pukul setengah tujuh, semua personil yang akan berangkat studi wisata, sudah hadir di halaman sekolah. Setelah mendapat pengarahan dari kepala sekolah, satu persatu nama siswa dipanggil untuk segera naik ke atas bus. Tepat pukul tujuh bus bergerak menuju obyek yang menjadi tujuan kegiatan studi wisata.

Menjelang pukul dua belas tengah  hari, rombongan tiba di tujuan. Bus berhenti pas di depan gerbang STM Payakumbuh. Kepala sekolah berikut staf dan seluruh siswa berdiri menyambut dan menyalami satu  persatu, seterusnya menggiring rombongan ke dalam pekarangan sekolah.

Selesai upacara penyambutan, pengurus OSIS setempat, membawa mereka ke kelas yang telah dipersiapkan untuk masing-masing, siswa laki-laki, dan perempuan. Sementara guru-guru pendamping diinapkan di ruang guru dan ruang kepala sekolah.

Selama tuan rumah melaksanakan shalat Jum-at dan makan siang, rombongan memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat. Ada yang tidur siang, ada yang ngobrol dan ada yang duduk-duduk di taman, di emperan dan ruang istirahat. Vitlan sendiri lebih memilih tidur, karena hampir sepanjang perjalanan, sibuk melayani siswa yang lain.

Sebuah aturan diterapkan oleh tuan rumah, yakni: setiap dua orang siswa tuan rumah, mesti mendampingi satu teman dari siswa tamu untuk dijadikan teman ketika makan siang dilaksanakan. Vitlan mendapat teman makan ketua dan seksi keamanan OSIS  tuan rumah. Siswa yang tidak mendapat tamu, dipersilakan memilih kelompok makan yang disenanginya.

Dengan format seperti itu, suasana makan menjadi meriah dan jalinan keakraban terbangun dengan cepat. Riuh rendah gelak tawa menyertai cerita dan canda mereka. Tidak ada lagi tamu dan tidak ada lagi tuan rumah. Mereka sama-sama bergerak membereskan sampah makanan mereka. Kemudian kembali ke tempat duduk semula, meneruskan obrolan dan sesekali terdengar kelakar sesama mereka.

Hari mulai menapak senja. Satu persatu dari mereka membubarkan diri. Sebahagian dari siswa yang menjadi tamu, mohon diri untuk mandi dan bersalin. Sementara bagian terbesar dari siswa tuan rumah pulang ke rumah masing-masing.

Selepas makan malam, mereka berkumpul di halaman sekolah. Di sana sudah tersusun dengan ra-pi kursi dan bangku sekolah. Sebagian dari mereka duduk dan sebagian lainnya berdiri melingkar di sisi tempat duduk. Sebuah pentas disiapkan untuk peng-isi acara.

Tarian persembahan tampil diiringi musik dari tape recorder, disajikan dengan baik sekali oleh tuan rumah dilanjutkan dengan tari piring. Setelah ucapan selamat datang dari wakil kepala sekolah tuan rumah yang dibalas dengan salam perkenalan dari tamu, vocal group yang dikomandoi oleh Siswo tampil membawakan tiga buah lagu, antara lain: Pagi Yang Indah Sekali, Angin Laut dari Koes Plus dan Bila Hari Telah Senja dari albumnya The Mercy’s. Kemudian secara berturut_turut ada pembacaan puisi dan pantun yang ditampilkan secara bergantian dari kedua pihak.

Suasana malam yang cerah penuh cahaya bintang di langit, membuat suasana malam sambung rasa tersebut semakin berkesan. Tepat pukul sebelas malam, acara usai dan para siswa tamu masuk ke ruang kelas untuk istirahat. Sementara siswa yang bertugas sebagai tim keamanan yang didampingi oleh dua orang polisi, berjaga-jaga di seputar sekolah. Siswa lainnya, ada yang tidur di sekolah dan yang rumahnya dekat dari sekolah diperbolehkan pulang.

Tidak lama berselang, datanglah sekelompok pemuda mendekati siswa yang berjaga di depan gerbang sekolah. Junlah mereka sekitar enam, tujuah orang. Seorang pemuda, tinggi kerempeng dengan rambut gondrong, bertopi lebar dari anyaman daun pandan, bercelana dan jaket jean. Jaketnya tidak dikancingkan, yang menampakan singlet merah bertuliskan L.A. Lelaki yang sepertinya pimpinan kelompok itu, menyorongkan potongan kayu sebesar ibu jari kaki, ke siswa penjaga gerbang:

”Ado acara apo di siko, rami-rami?”

”Ado tamu siswa studi tour dari Sawah Lunto.” jawabnya.

”Kami pemuda setempat, baa kok indak tahu?” tanyanya lagi.

”Iko acara sekolah, Bang.” jawabnya.

”Baraa banyak yang datang ka siko? lanjutnya bertanya.

”Ado tigo bus, Bang.” jawabnya lagi.

”Baraa hari mereka di siko?” lanjutnya.

”Sampai hari Minggu pagi, Bang.” jawabnya.

”Mintak kami dulu, uang rokoknya untuak keamanan kalian.” lanjut lelaki itu.

”Sabanta yo, Bang.” jawabnya lalu bangkit  beranjak ke dalam dan sebentar kemudian kembali lagi dengan didampingi dua orang polisi yang ditugasi menjaga mereka.

”Uang keamanan apa. Kalian dari mana?” tanya polisi pada mereka.

”Anak sini, Pak.” jawab lelaki itu gelagapan dan berusaha menjauh, setelah tahu yang dihadapinya aparat berseragam.

”E e e, sini dulu.” kata polisi sambil menarik krah baju pemuda itu dan mendudukkannya di bangku sekolah yang sengaja diletakkan di situ.

”Apa maksudmu dengan uang keamanan hah?” sergah polisi tanpa melepas genggamannya.

”Maaf maaf, Pak.” jawabnya sambil meletakkan tangan di dadanya.

”Mau jadi preman kalian di sini ya. Mentang-mentang anak sini, berlagak jago kalian. Ayo ikut saya ke kantor polisi.” gertaknya.

”Ampun Pak. Tolong Pak, jangan ditangkap kami Pak.” pinta mereka menghiba.

”Baik, kali ini, saya lepas kalian. Ingat! lain kali jangan dibuat lagi, ya. Minta maaf kalian dulu sama mereka.” kata polisi kepada mereka.

”Ya Pak. Makasih Pak.” kata pemuda-pemuda itu sambil menyalami polisi dan siswa yang berada di situ, kemudian berlalu di keremangan malam.

Selesai Vitlan melakukan absensi, wakil kepala sekolah yang bertindak sebagai ketua rombongan studi wisata, memberikan pengarahan, agar siswa menjaga ketertiban, sopan santun, giat bertanya sebanyak mungkin sesuai jurusan masing-masing.

Tiba di lokasi, mereka disambut oleh kepala divisi Hubungan Masyarakat (Humas) proyek yang didampingi oleh tiga orang dari divisi mesin, elektro dan sipil. Ka Humas proyek, membawa mereka ke ruangan pertemuan. Beliau menjelaskan segala sesuatu yang berkenaan dengan pembanguan proyek melalui sebuah peta besar yang terpampang di dinding bagian depan ruangan. Kemudian beliau juga menjelaskan, bahwa untuk pembelajaran di lapangan, rombongan akan dipandu ketiga orang tadi  sesuai jurusannya.

Pukul 11.45 WIB, ketiga kelompok belajar tadi sudah berkumpul kembali di tempat semula. Setelah mengucapkan terima kasih atas penerimaan dan layanan yang mereka terima, ketua rombongan mohon pamit.

Perasaan puas terlihat jelas di wajah mereka. perasaan ini mereka luapkan dengan bernyanyi lagu lagu gembira sepanjang perjalanan pulang. Bus berhenti sejenak di depan kedai nasi untuk mengambil pesanan nasi bungkus untuk makan siang.

Di bawah pohon rindang dekat sebuah masjid, mereka turun untuk makan siang. Rasa gembira, puas dan lapar, berpadu menjadi satu, membuat suasana makan siang mereka hari itu terasa lebih istimewa. Selesai shalat jamak di masjid, mereka melanjutkan perjalanan kembali dengan mengambil arah berbeda dan tiba di sekolah sekitar pukul dua siang.

  Lelah berjalan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain di area proyek PLTA, selama himpir setengah hari, membuat para siswa kecapaian dan mengantuk. Mereka tidur di dalam ruangan dan ada pula yang memanfaatkan bangku-bangku taman di bawah rindangnya pohon Sri Payung.

Vitlan, Siswo, Bahrum memanfaatkat emperan kelas  yang teduh untuk istirahat. Mereka menggelar tikar pandan dan merebahkan tubuh di sana. Ditiup angin sepoi-sepoi membuat mata mereka segera terpejam tidur.

bersambung

Bagikan: