Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (34)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

PAKAIAN DAN PERHIASAN

  • Berpakaian Tidak Mengundang Syahwat

Disamping enak dan nyaman dipakai, berpakaian haruslah dapat mencegah lahirnya fitnah di masyarakat.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَاَذَّنِابِ البَقْرِ، يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ، مُمِيْلاَتٌ، رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ البُخْتِ المَائِلَةِ، لاَيَدْخُلْنَ الجَنَّةَ وَلاَيَجِدْنَ رَيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَالَتُوْجَدُ مَيَيِرَةِ كَذَا وكَذَا (رواه مسلم)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:  Rasulullah bersabda: Ada dua golongan peng-huni mereka yang belum aku lihat, yaitu; orang-orang membawa cemeti bagai ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencampuk orang lain, dan perempuan berpakaian tapi telanjang (karena pakaiannya ketat, tembus pandang, mini atau menampakkan bentuk tubuh), yang memikat hati laki-laki dan berjalan melenggok-lenggok. Rambut mereka (dibuat) seperti panuk unta. Mereka itu tidak akan masuk surga dan tidak dapat men-cium bau surga, padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak yang sangat jauh.    

  • Pakaian Bebas Dari Najis

Satu hal yang ditekankan sekali oleh ajaran Islam dalam hal berpakaian adalah, pakaian itu sedapat-dapatnya haruslah senantiasa bersih (dalam arti kata bebas dari najis). Selain nyaman dipakai, pakaian yang bebas dari najis dapat digunakan untuk shalat setiap datang waktunya, tanpa harus membuka dan menggantinya dengan kain sarung, membasuh atau mencucinya terlebih dahulu. Misalnya pakaian yang terkena kencing, jilatan anjing dan sejenisnya. mungkin tidak ada masalah untuk dipakai. akan tetapi tidak dapat dipakai untuk shalat.

عَنْ أَبِي السَّمْحِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ يَوْلِ الغَلاَمِ (رواه أبوداود والنّسائ)

Dari Abu Samh r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: dicuci dari kencing bayi perempuan dan disiram dari kencing bayi laki laki.

عَنِ إبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: مَرَّ النَّبِيُِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ ، فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ؛ أَمَّاأَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَبْرِئُ مِنَ البَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِ بِالنَّمِيَّةِ (متّفق عليه)

Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata: Nabi SAW berjalan melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya kedua orang dalam kubur ini sedang disiksa, dan keduanya tidak tersiksa oleh karena dosa besarnya. Adapun yang satu, ia tidak menyelesaikan kencingnya (tersisa dan mengenai pakaiannya) dan yang kedua biasa mengadu-adu.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِذَا شَرَبِ الكَلْبُ فِى إِنِاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا (متّفق عليه)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Jika anjing minum (menjilat) bejanamu, maka harus dibasuh tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.

Larangan Perhiasan Emas Bagi Laki-Laki

Para peneliti dan ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika laki-laki mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam prosentase yang melebihi batas, dan apabila hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer.

Alzheimer adalah suatu penyakit di mana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental & fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan nor-mal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa.

Pemakaian emas dalam jangka waktu yang lama dapat memberi masalah pada organ rep-roduksi dan  mempengaruhi tingkat kesuburan dan kualitas sperma laki-laki.  

Di samping itu, sebagaimana dilansir oleh Genius Beauty, emas dapat membangkitkan dan merangsang setiap proses yang terjadi dalam otak manusia. Akibatnya, bisa terjadi masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem saraf secara keseluruhan. Salah satu efek ringan dari hal itu adalah depresi. Tidak semua orang dapat memakai emas. Bahkan silau emas dapat menyebabkan kejang bagi penderita epilepsi. 

Dengan menggunakan emas dalam bentuk perhiasan saja, sudah memberikan dampak negatif yang besar bagi manusia (laki-laki). Sudah barang tentu dampak negatif yang lebih besar akan dialami manusia bila menggunakan emas sebagai wadah makan dan minum.

عن البرّاءِ بن عازب رضي الله عنهما، قال: أّمَرَنَا رَسُولُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ،وَنَهَانَاعَنْ سَبْعٍ: عَمَرَنَا بِعِيَادَةِ المَرَيْضٍ، وَاتْبَاعِ الجَنَائِزِ، وَتَشْمِيْتِ العَاطِسِ، وَإِبْرَارِ القَسَمِ أَوِالمُقْسِمِ، وَنَصْرِالعَظْلُوْمِ، وَإِجَابَةِ الدَّاعِي، وَإِفْشَاءِ السَّلاَمِ، وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيْمَ (أو: عَنْ تَخَتُّمِ) بِالذَّهَبِ، وَعَنْ شُرْبِ بِالفِضَّةِ، وَعَنِ المَيَاثِرِ، وَعَنِ القَسَّيِّ، وَعَنْ لُبْسِ الحَرِيْرِ، وَالإِسْتَبْرَقِ، وَالدَّيْبَاجِ (متّفق عليه)

Dari  Al-Barra bin ‘Azib r.a. katanya: Rasulullah SAW memerintahkan kepada kami tujuh hal dan melarang kami tujuh hal pula. Rasulullah SAW memerintahkan: 1. menjenguk orang sakit, 2. mengiringkan janazah, 3. mendoakan orang bersin, 4. menepati janji/sumpah, 5. meno-long orang yang teraniaya, 6. menghadiri undangan, dan 7. menyebarkan salam. Rasulullah SAW melarang kami: 1. memakai/menggunakan cincin emas, 2. minum dengan wadah perak, 3. memakai sprei sutera, 4. menggunakan pakaian pendeta (sutera campuran), 5. memakai pakaian sutera biasa, 6. memakai pakaian sutera tebal, dan 7. memakai pakaian sutera kembang.   

Dibolehkannya perempuan menggunakan perhiasan emas adalah karena perempuan memiliki sistim  pembuangan partikel berbahaya dari emas tersebut  keluar tubuhnya melalui haid (datang bulan), secara teratur setiap bulan. 

Semoga bermanfaat

Bagikan:
Tabedo – Bagian 37
Bagikan:

Oleh: Phillar Mamara

Di suatu siang, sepulang dari praktek, Vitlan mendapati Udanya yang paling tua, sudah sejak tadi duduk di bangku-bangku halaman rumah kosnya. Ia segera menyapa memberi hormat. Adang, begitu ia memanggilnya, memerhatikannya dari ujung rambut hingga berhenti di ujung kaki.

Wajahnya yang semula tegang, berangsur tenang, kemudian,

”Dari maa waang?” tanya Adang

”Dari lapangan, Adang, praktek,” jawab Vitlan.

”Indak di bengke prakteknyo?” tanyanya.

”Tadi kelompok kami, praktek mameloki Lori nan macet di relnyo,  Adang,” jelas Vitlan.

”Tu ala elok Lorinyo?” tanyanya lagi.

”Ala, Adang. Lah bisa maelo gerobak baro, baliak.”

sambung Vitlan.

”Baraa urang kalian satu kelompok? tanyanya lagi.

”Ampek urang, limo jo pemandunyo,” jawab Vitlan.

”Samo ndak Lorinyo, jo Lori nan di Indaruang?” tanya Adang lagi.

”Lain, Adang. Lori di siko, sarupo jo Lokomotif. Jalannyo di ateh rel. Bedanyo, Lori ko dijalankan jo tanago listrik arus searah, nan mambantang di udaro. sapanjang relnyo. Mirip Trem,” sambung Vitlan.

”Aman tu?” tanyanya.

”Aman, karano siswa yang praktek di Lori jo di jaringan, wajib pakai pengaman. Satidak-tidaknyo pakai sepatu,” jelas Vitlan lagi.

Adang, manggut-manggut. Kemudian membuka sepatu kainnya dan memberikannya kepada Vitlan, sembari berkata,

”Ko sepatu untuak waang. Mari sepatu Adang tu, Waang main bao sajo. Bataratik saketek. Indak ta nantian dek waang, urang gaek mambalikannyo. Mama manyuruah Adang, manapuak waang ma, supayo tau diuntuang saketek,” katanya.

”Tapuaklah, tapuaklah (sambil menyodorkan mukanya pada Adang), kok baitu parintah Mama. Ambo lai tahu diuntuangnyo. Sabulan nan lalu, ambolah mangirim surek ka Mama, mintak dibalikan sepatu, karano sepatu ambo nan lamo, lah cabiak tapaknyo, indak bisa dipakai lai untuak praktek (lalu mengambilnya dan menyodorkannya ke muka Adang). Kapatang tu, katiko ambo kan ka mari, Ibu manyuruah ambo mambao sepatu tu (menunjuk sepatu Adang), nanti Ibu nan ka mambaritahu ka Adang, jaan sampai indak bisa praktek bisuak, makonyo ambo bao sepatu Adang tu.

”Yo, sudahlah. Lain kali jaan waang ulangi, Adang pai lai,” katanya.

”Yo,” jawab Vitlan sedih.

Mendapat perlakuan seperti itu, Vitlan merasa diperlakukan sangat tidak adil oleh mamanya. Sedih, marah, kesal, tidak terima, bercampur aduk dan berkecamuk dalam dirinya. Ingin berontak dan lari, muncul dalam pikirannya, tapi mau ke mana. Bekal ia tak punya, sekolah masih nanggung. Ia merebahkan diri di kursi lipat (dari jaringan benang plastik). Air matanya mengalir pelan di sudut matanya. Ia berusaha menyapu dengan punggung tangannya.

Siang itu, Vitlan bolos sekolah. Ia larut membenamkan diri dalam kerisauan yang dalam. Hatinya galau dan pikirannya kacau. Pelan ia angkat sepatu kain yang diberikan adangnya dan ditatapnya. Lama ia perhatikan sepatu tersebut. Hatinya semakin sedih. Begitu beda perhatian dan perlakuan mamanya terhadap adang dan dirinya.

Adang, anak pertama mama sungguh istimewa. Dia menamatkan SR (SD) dan SMP hanya 7 tahun dan selalu jadi juara I di sekolahnya. Kemudian setelah tamat SMA, langsung melanjutkan ke Akademi dan tamat dengan nilai tertinggi. Apa-apa keinginannya selalu dipenuhi. Sangat berbeda dengan dirinya. Pencapaian nilai tertinggi di sekolahnya, hanya sampai juara II.

Dalam kegundahan itu, Vitlan berbulat tekad dan pendirian, bahwa ia harus berhasil mencapai cita-citanya, secara sendirian tanpa bantuan orang tua. Di dalam batinnya, sudah tertanam prinsip dan semboyan: Kalau saudara-saudaranya sukses, karena dukungan penuh keluarga, ia mesti sukses dengan kekuatan diri sendiri. Harus dan harus.

”Alan, Alan, Alan. Adanya di rumah kau?” terdengar suara orang memanggilnya.

Mendengar panggilan dari suara yang sudah dikenalnya betul itu, Vitlan segera bangkit melongokkan wajahnya ke jendela. Di keremangan malam, ia melihat Besra Sitinjak, teman sebangkunya, melambaikan tangan mendekat.

”Hai, Bes. Kok cepat kali kau pulang?” sapanya.     

”Sudah hampir pukul delapan ni, ya pulanglah. Kau kenapa tidak masuk tadi” tanya Besra.

”Tidak enak badan aku, sejak pulang praktek tadi.” jawab Vitlan.

”Adanya praktek kau tadi?” Tanyanya lagi

”Ada. Kami di Lori tadi, di lapangan. Letih sekali aku rasa. Kau tadi di mana?” tanya Vitlan.

”Aku tadi di bengkel. besok di lapangan.” kata Besra.

”Aku besok di jaringan.” kata Vitlan.

”Lan, ngomong-ngomong tamat nanti, kau lanjut atau cari kerja?” tanya Besra.

”Kepingin aku, mau lanjut. Mama dan udaku, nyuruhku ke Jakarta. Tapi, aku kepingin melanjutkan kuliah ke Medan.” jelas Vitlan.

”Baguslah itu. Aku rencananya mau nyambung ke Medan juga. Tapi itu tergantung ito akulah. Di mana katanya, ke situlah aku.” jelas Besra dengan lobat Bataknya.

”Kampungmu di mana, Bes?” tanya Vitlan.

”Kampung asalku di Tarutung. Tapi aku lama di Siantar.” jawab Besra.

”Jauh tu dari Medan?” tanya Vitlan.

”Adalah 120 KM.” jawabnya.

”Jauh juga ya. Kau pernah ke Medan?” tanya Vitlan lagi.

”Pernah tiga kali kalau tidak salah. Waktu SMP dulu, sebelum itoku pindah ke sini.” katanya lagi.

”Aku pulang dululah ya, Lan.” pinta Besra, setelah beberapa saat kemudian.

”Yalah.” jawab Vitlan.

Selesai mandi, Vitlan melangkahkan kakinya ke pasar baru untuk makan malam. Selesai makan, ia singgah di kedai rokok Indra di depan kantor pos. Vitlan menarik isapan Ji Sam Soenya dalam-dalam. Kemudian ia melangkah gontai ke rumah Emy. Ia dapati Reno, adik Emy sedang berdiri di depan pintu.

Kepada Vitlan, Reno mengatakan bahwa Emy sudah pindah ke Padang Panjang dan melanjutkan sekolahnya di sana. Ketika ditanyakannya, adakah dia meninggalkan pesan atau surat, Reno mengatakan tidak ada, sambil menggelengkan kepalanya. Ia menarik dalam-dalam isapan rokoknya, kemudian membalikkan badannya beranjak dari tempat itu.

Vitlan melangkah gontai menyusuri jalannya tadi kembali ke tempat kos. Sampai di depan kedai Indra, ia disapa seseorang,

”Hei, ka maa ang Lan?” sapa Iwan,

”He waang Wan. Pulang.” jawabnya singkat, begitu tahu siapa yang menegurnya.

”Masih sanjo baru. Manga ang pulang?”

”Sadang dak lamak badan, Wan.” jawabnya.

” Siko lah dulu, manga capek-capek bana pulang?” lanjut Iwan.

”Indak ado do. Cuma ingin pulang sajo.” katanya sambil menghentikan langkahnya, menghampiri Iwan.

”Duduaklah siko dulu.” katanya sambil menggamit tangan Vitlan untuk duduk di sampingnya.

Ia menurut, kemudian mereka ngobrol bertiga dengan Indra. Tidak lama berselang datang Anto, Pian dan Eman. Kedai Indra yang tadinya sepi, berubah jadi riuh dengan senda gurau dan canda ria mereka.

”Nonton yok, filmnya lah kan main tu.” ajak Iwo yang datang bersama Bahrum.

”Ayok.” jawab mereka serentak, lalu beranjak dari tempat itu, menuju bioskop yang jaraknya selang dua bangunan dari situ.

Film yang diputar di bioskop pada malam itu, sebuah film spy yang dibintangi oleh Guilliano Gema, cukup membuat suasana hati Vitlan terhibur. Namun begitu ia membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya, rentetan kejadian yang dialaminya dari tadi siang, kembali memenuhi rongga batinnya. Tidak terasa air mata menetes dari sudut matanya. Ia menyeka pipinya dengan punggung tangannya. Kerisauan dan kesedihannya kembali memuncak.

Vitlan menghabiskan malam itu dengan isapan rokok dan tatapan hampa di langit-langit kamar. Sudah empat batang Ji Sam Soe dihabiskannya hingga akhirnya kelelahan menyelimuti matanya dan ia pun tertidur dalam kelelahan tersebut.

Persamaan kata:

maa = mana    waang/ang = kamu      bengke = bengkel        mameloki = memperbaiki

ala = sudah      elok = bagus    maelo = menghela      baro = bara             baraa = berapa

ampek = empat           limo = lima     siko = sini       sarupo = serupa             jo = dengan

ateh = atas       bao = bawa      sajo = saja       bataratik = beretika             saketek = sedik           t

nantian = nantikan      dek = oleh       manyuruah = menyuruh             cabiak = sobek           

ka = ke       jaan = jangan        pai = pergi       sadang =  sedang             dak =  tidak

bersambung

Bagikan:
Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (33)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

PAKAIAN DAN PERHIASAN

  • Pakaian untuk memelihara Kesehatan tubuh

Fungsi berikutnya dari pakaian adalah untuk menjaga dan memelihara tubuh dari berbagai gangguan yang dapat menyebabkan sakit,  antara lain: Sengatan sinar matahari, siraman air hujan, tiupan angin, suhu yang terlalu panas dan atau terlalu dingin, sengatan serangga, debu dan kotoran,  dan lain sebagainya.

وَاللّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلاَلاً وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْجِبَالِ أَكْنَاناً وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُون (النحل : ٨١)

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)(QS. 16: 81).

وَالأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ  (النّحل:٥)

Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu. padanya ada (bulu) yang dapat menghangatkan dan berbagai-bagai manfa’at, dan sebahagiannya kamu makan  (QS. 16:5)

  • Pakaian untuk perlindungan tubuh waktu peperangan

Fungsi berikutnya dari pakaian adalah untuk melindungi tubuh dari serangan senjata musuh di dalam peperangan. Manusia dapat membuat baju dan perisai dari bahan besi atau bahan lain yang dapat digunakan untuk keperluan perlindungan diri tersebut.

وَاللّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلاَلاً وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْجِبَالِ أَكْنَاناً وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُون (النحل : ٨١)

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan ni’mat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya) (QS. 16: 81).

Berpakaian yang Baik

Berpakaian yang baik merupakan suatu keharusan bagi seorang muslim. Berpakaian yang baik itu adalah yang enak dan nyaman dipakai, elok dipandang mata, dan melindungi tubuh serta dapat dipakai untuk beribadah. Untuk keperluan tersebut, Allah dan RasulNya telah me-netapkan beberapa syarat antara lain:

  • Pakaian Harus dapat Menutupi Aurat

Syarat pertama dan utama berpakaian dalam Islam adalah dapat menutupi aurat. Bagaimana bentuk, model, ala, gaya, harga, mewah maupun yang sederhana, tidak menjadi masalah, karena yang penting pakaian yang dikenakan tersebut  menutup aurat.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (الأعراف: ٢٦)

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup ‘auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat (QS. 7: 26).

عن إمّ سلمة قالت: لَمْ يَكُنْ ثّوْبٌ إَحَبَّ إِلَى رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قَمِيْسٍ (رواه أيوداود)

Dari Ummu Salamah, dia berkata: Tidak ada pakaian yang lebih disenangi Rasulullah SAW kecuali baju kemeja lengan panjang.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً (الأحزاب: ٥٩)

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. 33: 59).

  • Pakaian harus Sehat

Syarat kedua berpakaian dalam Islam adalah sehat. Pakaian yang sehat adalah pakai-an yang dapat menjaga tubuh seseorang dari berbagai gangguan yang dapat menimbulkan penyakit. Ciri-ciri pakaian yang sehat itu antara lain:

  • Longgar

Ciri-ciri pertama pakaian sehat adalah pakaian tersebut longgar. Pakaian yang longgar akan membuat tubuh terasa lebih nyaman dan pergerakannya menjadi lebih leluasa. Tubuh dan berkembang dan tumbuh dengan baik dan sempurna. Pakaian yang longgar membuat adanya sela atau ruang antara tubuh dengan pakaian, sehingga udara dapat dengan leluasa masuk. 

  • Tidak Ketat Dan Tidak Pas-Pasan Di Tubuh

Pakaian yang sehat itu tidak boleh ketat dan pas-pasan di tubuh, karena pakaian yang ketat dan yang pas-pasan di tubuh akan menghalangi dan menggangu pertumbuh-an dan pergerakan tubuh. Selain daripada itu, pakaian yang ketat dan pas-pasan ditubuh dapat menciderai tubuh seperti lecet, luka dan gatal-gatal.

  • Tidak Tipis Dan Tembus Pandang

Pakaian tipis dan tembus pandang bukanlah pakaian sehat, karena hanya mampu menahan terpaan angin, akan tetapi tidak dapat menahan dan menghalangi sinar mata-hari. Artinya, sinar matahari tetap bisa mengenai kulit meski sudah berpakaian. Selain di waktu pagi, sinar matahari yang menerpa kulit secara langsung dapat merusak dan men-ciderai kulit, apalagi pada orang yang memiliki kulit sensitif.

  • Tidak Jarang Tenunannya

Ciri-ciri berikutnya dari pakaian sehat adalah memiliki tenunan yang bagus dan rapat, sehingga pakaian tersebut betul-betul dapat melindungi tubuh dengan baik dari terpaan sinar matahari, tiupan angin, panas maupun dinginnya suhu udara. Pakaian yang jarang tenunannya tidak dapat melindungi tubuh karena tidak mampu  mencegah sinar matahari, hembusan angin, dan suhu udara mengenai tubuh.

  • Tidak menyeret tanah

Ciri-ciri lain dari pakaian sehat adalah ujung bagian bawah dari pakaian tidak me-nyeret tanah. Bagian ujung pakaian yang menyentuh atau menyeret tanah mudah sekali terkena berbagai kuman dan bakteri yang berasal dari debu, kotoran (hewan dan manu-sia), bangkai, lumpur, bahan kimia dan bahan-bahan tercemar lainnya, yang dapat men-datangkan berbagai penyakit (terutama penyakit kulit) bagi manusia.

Oleh karena itu Rasulullah SAW memberi batasan ujung bawah pakaian pada mata kaki.

عن أبي هريرة رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارَ فَفِى النَّارِ (رواه البخارى)

Abu Hurairah r.a., berkata: Telah bersabda Nabi SAW: Yang di bawah mata kaki itu, bagian neraka.

  • Selalu Dibersihkan (Dicuci)

Hal terpenting dari keseluruhan persyaratan pakaian sehat adalah: pakaian itu haruslah senantiasa berada dalam keadaan bersih. Mencuci pakaian merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan pakaian bersih. Oleh karena itu pakaian mestilah dicuci secara berkala agar kondisi-nya yang bersih tetap terjaga.

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (المدثر: ٤)

dan pakaianmu bersihkanlah

Semoga bermanfaat

Bagikan:
Tabedo – Bagian 35
Bagikan:

Oleh: Phillar Mamara

Layaknya anak lelaki Minangkabau, ketika Vitlan berusia sekitar 10 tahunan, Datuak Palimo menyerahkannya berguru silat kepada, mak Ompang, temannya. Beliau menyerahkan sebuah pisau cap garpu dan selembar kain putih, sebagai persyaratan berguru silat. Di tempat itu Vitlan bergabung dengan anak lelaki lainnya. Vitlan belajar silat dua kali dalam sepekan, yakni setiap malam Rabu dan Sabtu setelah selesai shalat Isya hingga berakhir pukul setengah sepuluh malam.  

Pulang ke rumah dari surau sekitar pukul enam pagi, Vitlan bersama saudaranya yang lain pergi mandi ke luak yang terletak tidak jauh di belakang rumah. Selesai mandi, masing-masing mereka membawa air bersih untuk keperluan memasak dalam perian bambu. Perian-perian tersebut disandarkan berjejer di dinding sebelah dalam dapur. Setiap batang bambu, dapat memuat kira-kira sepuluh hingga dua belas liter air. Dengan sepuluh batang bambu, cukuplah untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama satu hari.

Vitlan dan saudara-saudaranya yang sudah sekolah, mencuci sendiri pakaian dan sepatu sekolah mereka. Hari Sabtu setelah makan siang, mereka berjejer di tepi tebat (kolam) yang ada di bawah tebing dekat rumah menyucinya. Khusus sepatu sekolah yang terbuat dari kain, agar nampak putih bersih, setelah dibilas bersih lalu dibaluri dengan kapur tulis. 

Selesai makan siang, anak-anak biasanya membantu orang tua mereka di sawah dan di parak (kebun). Vitlan senangnya membantu Uwo berkebun sayur-sayuran di belakang dan samping rumah. Kebun itu cukup luas, ditanami aneka sayuran, seperti: Terung, Cabe, Bayam Petik, Pario, Petula, kacang-kacangan (kacang Panjang, kacang Pagar, kacang Belimbing, kacang Buncis), yang ditanam di sepanjang pagar. Ada juga Tomat, Jipang dan Labu dan lain-lain. Sementara ada Kangkung yang dipelihara di kolam kecil dekat kolam ikan.

Satu petak parak dengan ukuran kira-kira 20 kali 30 meter, ditanami Ubi Kayu. Satu petak sawah yang ada di samping kolam, ditanami secara bergantian antara: Pagi, Ubi Rambat/Jagung, Kacang Tanah/Kedelai).

Selepas shalat Ashar, Vitlan dan teman-temannya, menghabiskan waktunya dengan bermain Kejar-Kejaran, bola Kaki, Layang-Layang, Kelereng, Karet, Petak Umpat dan lain-lain. Sementara di bulan puasa permainan mereka berganti dengan main Motor-Motoran dan Meriam Bambu.

Motor-Motoran itu, rodanya terbuat dari bekas gulungan benang jahit, dan ada pula yang terbuat dari karet tapak sensal bekas. Motor-motoran itu diberi hiasan lampu warna-warni, dengan menggunakan bola lampu senter yang dibalut kertas warna merah, hijau, kuning dan biru, yang dihubungkan ke batu Batere yang diikatkan di batang motor-motoran tersebut, sehingga terlihat cantik di kala mereka konvoi di jalanan desa pada malam hari.

Di lain waktu, Vitlan sering dibawa oleh tuk Salih, adik Uwo pergi ke parak di bukit mengambil hasil hutan atau mengumpulkan buah kelapa yang baru dipetik dari beberapa pohon yang ada di sekitar rumah dan pematang sawah di tepi batang Selo. Sering juga disuruh untuk memijat dan membeli rokok untuknya.

Bila membeli rokok, Vitlan diminta untuk menyalakan rokok tersebut di kedai ketika membelinya. Agar tetap menyala, rokok tersebut diisap-isap oleh Vitlan sepanjang jalan dari kedai ke surau di mana tuk Salih berada. Melihat cucunya terbatuk-batuk sambil mengeluarkan air mata terkena asap rokok, tuk Salih tertawa lebar dan mengatakan ”yo baitu, Cu. Anak laki-laki tu harus pandai marokok, nak capek pandai mancari piti.”

Di samping memberi uang, tuk Salih juga sering mengajari Vitlan, merokok dengan menggunakan daun Nipah (rokok daun namanya), tanpa diberi tembakau. Dikondisikan seperti itu, lama kelamaan Vitlan mulai kecanduan merokok, meski usianya masih kanak-kanak. 

Setiap Ahad, mereka sekeluarga, dibantu oleh beberapa anggota pesukuan mereka, pergi ke ladang di sebuah bukit yang berjarak kira-kira 12 KM dari rumah mereka. Pukul 6 pagi mereka sudah berangkat dengan berjalan kaki, melewati jalan desa, sungai kecil, pematang sawah, ladang orang hingga guguk kecil. Setelah berjalan selama kurang lebih 2 jam, mereka sampai di ladang. Mereka baru pulang setelah waktu ashar.

Ketika harga sedang berpihak, mereka segera memanen kayu manis mereka. Sekali penen dapat menghasilkan 1,2 hingga 1,5 ton kulit kayu manis kering. Uang hasil panen ini, biasanya digunakan untuk keperluan sekolah, penambah modal usaha dan sisanya disimpan menjadi tabungan, dengan membeli perhiasan mas, seperti: kalung, cincin, gelang, anting-anting, yang sewaktu-waktu dapat diuangkan segera.

Tamat SD (setelah berganti nama dari SR), Vitlan menyambung pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah (MTs). Berbarengan dengan itu, ia telah pula mengkhatamkan pelajaran ngajinya di surau. Ia bersama 4 teman sekolah menempati sebuah kamar di sebuah surau dekat masjid raya kampungnya.

Di tempat ini, mereka tidak saja belajar bersama. Akan tetapi juga mengerjakan kesenangan remaja, seperti: main kartu, ngeluyur, menyuluh (mencari ikan di kali atau sungai dengan menggunakan senter atau lampu stromking), mencuri buah-buahan penduduk (perangai remaja seperti ini, sudah dimaklumi oleh masyarakat, karena mereka hanya mengambilnya sekadar untuk dimakan. Lagi pula mereka juga yang menjaga keamanan kampung), dan lain-lain.

Di saat musim panen tiba, mereka bersama warga desa lainnya, ikut memanen (menyabit dan mengirik) padi warga desa. Ketika panenan padi sudah selesai, masyarakat beramai-ramai mengadakan pertandingan layang-layang, yang diadakan di sawah yang sudah dipanen. Kegiatan ini diadakan beberapa hari, mulai dari babak penyisihan hingga babak final.

Peserta pertandingan layang-layang ini, diikuti puluhan hingga seratusan orang. Layang-layangnya pun beraneka ragam dan masing-masing mereka beri nama, seperti: Kinantan, Mujahir, Gagak hitam, Bondow, Baliang-Baliang, dan lain sebagainya. Hadiah yang disediakan oleh panitia, sangat menarik, seperti: kambing, sepeda dan uang tunai.

Di lain waktu, mereka aktif terlibat kegiatan gotongroyong, membersihkan jalan desa, mengangkat batu dan pasir dari sungai, untuk kepentingan pembangunan gedung, menimbun jalan yang rusak, dan kegiatan sosial masyarakat lainnya.   

bersambung

Bagikan:
Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (32)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

TERTIB MAKAN DAN MINUM

  1. Tidak Menghabiskan Minuman dalam Sekali Kesempatan

Rasulullah SAW memberikan perbandingan cara minum manusia adalah dengan unta. Unta adalah sejenis hewan yang biasa digunakan sebagai kendaraan untuk mengem-bara di padang pasir. Allah melengkapi unta dengan kantong air yang dapat menyimpan air dalam jumlah banyak di lehernya. dengan adanya kantong air ini unta tidak perlu sering minum, dapat bertahan dalam waktu lama diperjalanannya. Air yang ada di dalam kantong airnya sedikit demi sedikit dapat direguknya masuk ke dalam perutnya apabila sang unta merasa haus. 

عن بن عبّاس رضي الله عنهما قال: قَالَ رَسُولُ اللهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَتَشْرَبُوا وَاحِدًا كْبِ البَعِيْرِ، وَلٰكِنِ اشْرَبُوا مَثْنَى وَ ثُلاًثَ، وَسَمُّوا إِذَا أَنْتُمْ شَرِبْتُمْ وَاحْمَدُوا إِذَا أَنْتُمْ رَفَعْتُمْ (رواه التّرمذىّ)

Ibnu `Abbas r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kamu minum sekaligus bagaikan onta, tetapi minumlah dua atau tiga kali. Dan bacalah nama Allah ketika akan minum dan bacalah hamdalah la selesai minum.

Berbeda dengan unta, manusia ketika minum, air yang diminumnya langsung masuk ke dalam perut. Minum dalam volume besar (apalagi minumnya sambil berdiri pula) akan mengakibatkan terjadinya cidera pada dinding usus. Cidera ini tentu saja memberi resiko tersendiri bagi usus dan kesehatan manusia secara keseluruhan.

Dengan didahului dengan membaca asma Allah (bismillah), Rasulullah SAW me-nuntunkan minum dua sampai tiga teguk sekali minum, berhenti untuk mengambil nafas kemudian minum lagi dua sampai tiga teguk. Minum dengan cara seperti ini akan membuat air masuk ke dalam perut secara perlahan dan bertahap, sehingga udara yang terdapat di dalam perut akan keluar dengan sempurna dan usus akan terasa nyaman.

Sementara minum dengan cara meneguk terus menerus hanya dalam satu kesempatan sam-pai air yang berada dalam wadah habis, sangat beresiko seperti: perut terasa padat dan kembung, karena ada udara yang tertahan di dalamnya.

  • Tidak Bernafas dalam Bejana

Perilaku buruk lain yang dilarang oleh Rasulullah SAW ketika minum adalah bernafas dalam tempat minum dan meniup minuman.

عن أبي قتادة رضي الله عنه، عَنِ النَبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، نَهَى أَنْ يَتَنَفَّسَ فِى الإِنَاءِ (متّفق عليه)

Dari Abu Qatadah r.a., ia berkata; Rasulullah SAW, telah melarang orang bernafas dalam tempat minumnya.

عن ابن عبّاس قال: نَهَى رَسُولُ اللهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُّتَنَفْسَ فِى الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيْهِ (رواه مسلم)

Dari Abbas r.a. ia berkata; Rasululullah SAW melarang bernafas dalam bejana yang digunakan untuk minum atau meniup minuman tersebut.

Ketika seseorang bernafas, maka udara yang dihirupnya akan disaring terlebih dahu-lu oleh hidung. kemudian udara yang sudah disaring tersebut masuk ke paru-paru. Setelah itu orang tersebut akan membuang udara dari paru-parunya keluar.

Udara yang keluar dari paru-parunya itu merupakan ampas yang mengandung ko-toran, bakteri dan partikel bebas lainnya. Udara kotor ini akan bercampur lagi dengan sisa-sisa kotoran yang tertinggal di rongga hidung. 

Bila seseorang minum sambil bernafas di dalam tempat minumnya, maka tanpa ia sadari udara yang sudah bercampur baur dengan berbagai kotoran, bakteri dan partikel bebas lainnya itu akan masuk ke dalam wadah tempat minumnya kemudian masuk dan bercampur dengan air minumnya.

Bila air ini diminum, sudah barang tentu akan memberikan akibat buruk bagi kese-hatan orang yang meminumnya.

Tidak berbeda jauh dengan hal di atas, meniup air minum yang ada dalam wadah tempat minum akan menimbulkan akibat yang hampir sama buruknya. Udara yang keluar dari rongga perut juga merupakan ampas yang bercampur dengan berbagai kotoran, bakteri dan partikel bebas lainnya.

Meniup air minum atau minuman berarti meniupkan racun ke dalam air minum atau minuman tersebut. Bila air minum atau minuman tersebut diminum, itu berarti sama saja dengan memasukkan racun  ke dalam perut.

  • Menutup Wadah Tempat Makanan dan Minuman

Rasulullah SAW mengajar dan menuntunkan agar menutup wadah tempat makan dan minum.

عن جابررضي الله عنه عنَ رَسُولُ اللهُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: غَطُّواالإِنَاءِ، وَأَوْكِئُواالسِّقَاءَ، وَأَغْلِقُواالأَبْوَابَ، وَأَطْفِئُواالسِّرَاجَ، فَإِنَّهُ الشَّيْطَانَ لاَ يَحُلُّ سِقَاءً، وَلاَ يَفْتَحُ البَابًا، وَلاَ يَكْسِفُ إِنَاءً، فَـإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلاَّ أَنْ يَعْرُضَ عَلَى إِنَائِهِ عُودًا وَيَذْكُرَاسْمَ اللهِ فَلْيَفْعَلْ، فَـإِنَّ الفُوَيْسِقَةَ تُضْرِمُ عَلَى أَهْلِ البَيْتِ بَيْتَهُمْ (رواه مسلم)

Jabir r.a., berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tutuplah wadah-wadahmu, dan ikatlah tempat airmu, dan tutuplah pintumu, dan padamkanlah lampu. Karena syetan tidak membuka ikatan, atau pintu tertutup, dan tidak membuka tutup wadah walaupun tiada dapat tutup kecuali lidi yang diletakkan di atas tempat minum dengan menyebut nama Allah, maka harus dikerjakannya, karena tikus penjahat dapat membakar api pada orang seisi rumah.

عن جابررضي الله عنه قال:جّاءَ أَبُو حُمَيْدِ، رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ، وَمِنَ النَّقِيْعِ، بِـإِنَاءِ إِلَى النَبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ   النَبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَلاَّ خَمَّرْتَهُ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضَ عَلَيْهِ عُوْدَا (متّفق عليه)

Dari Jabir r.a. ia berkata, Abu Humaid , seorang sahabat Anshor datang dari Annaqi’ membawa segelas susu kepada Nabi SAW, maka Nabi SAW bersabda kepadanya: “Mengapa tidak anda tutupi, walau sekedar meletakkan lidi di atasnya?

Menutup wadah tempat makan dan minum menjadi penting:

  • Agar makanan dan minum terhindar dari gangguan hama dari hewan seperti; tikus, lalat, dan banatang dan serangga lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
  • Agar makanan dan minuman terhindar dan terjaga dari debu, kotoran dan berbagai partikel lainnya yang mengandung kuman dan bakteri, yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Semoga bermanfaat

Bagikan: