Hidup Sehat ala Rasulullah SAW (40)
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

MENJAGA KESEHATAN DIRI

Jarak/rentang antara satu shalat dengan shalat lainnya berbeda-beda. Bila diperhatikan de-ngan seksama, jarak/rentang waktu shalat dari Shubuh hingga Isya, maka terlihat rentang waktu antara masing-masing shalat tersebut semakin mengecil.

Jarak antara shalat Shubuh dengan shalat Zhuhur begitu panjang, lebih dari 7 jam. Jarak antara shalat Zhuhur dengan shalat Ashar menurun drastis menjadi sekitar 3 jam saja. Jarak anta-ra shalat Ashar dengan shalat Maghrib lebih pendek lagi menjadi sekitar 2,5 jam, sementara jarak antara shalat Maghrib dengan shalat Isya hanya 1 jam lebih sedikit saja.

Jumlah rakaat masing-masing shalat dari 5 shalat wajib berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Shalat Subuh memiliki 2 rakaat, shalat Zhuhur 4 rakaat, shalat Ashar 4 rakaat, shalat Maghrib 3 rakaat, dan shalat Isya 4 rakaat. begitu juga shalat sunat rawatib yang mengiringi masing-masing shalat wajib. Sunat Subuh 2 rakaat sebelumnya, sunat Zhuhur 4 rakaat, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudahnya, sunat  Ashar tidak ada, sunat Maghrib 2 rakaat sesudahnya, dan sunat Isya 2 rakaat sesudahnya. 

عَنْ عائشة رضي الله عنهاقَلَتْ، كَانَ أَوَّلَ مَا افْتُرِضَ عَلَى رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلصّلاَةُ رَكْعَتَانِ رَمْعَتَانِ إَلاَّ المَغْرِبَ فَإِنَّهَا كَانَتْ ثَلاَثًا ثُمَّ أَتَمَّ اللهُ الظُّهْرَ وَالعَصْرَ وَلعِشَاءَ الأَخِرَةَ أَرْبَعًا فِى الحَضَرِ وَأَقَرَّ الصَّلاَةَ عَلَى فَرْضِهَا الأَوَّلِ فِى السَّفَرِ (رواه أحمد وإبن حبّان و بيهقى وإبن هزيمة)

Dari Aisyah r.a. katanya: Dulu awal diwajibkannya ibadah shalat kepada Rasulullah SAW adalah dua rakaat dua rakaat (di Makkah), kecuali shalat Maghrib dari dulu tiga rakaat. Lalu Allah sempurnakan shalat Zhuhur, Ashar dan Isya yang terakhir menjadi empat rakaat pada saat hadir di tempat (muqim) dan menetapkan shalat wajib di awal pada saat safar.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ رَسُوْلُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ؛ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ (متّفق عليه)

Dari Ibnu Umar r.a. katanya: Aku hafal dari Rasulullah SAW 10 rakaat (shalat sunnat) yaitu: 2 rakaat sebelum shalat Zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat Maghrib, dua rakaat sesudah shalat Isya dan dua rakaat sebelum shalat Shubuh.

Rentang waktu antara shalat Subuh dengan shalat Zhuhur adalah 7 jam 22 menit, dan ren-tang waktu antara shalat Zhuhur dengan shalat Isya adalah 7 jam 13 menit. Sementara jumlah ra-kaat shalat antara dua rentang waktu tersebut jauh berbeda. Dari waktu Shubuh hingga menje-lang masuk waktu Zhuhur hanya ada 2 rakaat shalat Shubuh, sementara dari waktu Zhuhur ke waktu Isya ada 15 rakaat shalat yang terdiri dari 4 rakaat shalat  Zhuhur + 4 rakaat shalat Ashar + 3 rakaat shalat Maghrib + 4 rakaat shalat Isya. Bila ditambahkan dengan shalat sunat rawatib, maka jumlah rakaat shalat dari waktu Shubuh hingga menjelang masuk waktu Zhuhur menjadi 2 rakaat sunat sebelum Subuh + 2 rakaat Subuh = 4 rakaat. Jumlah rakaat shalat dari Zhuhur hing-ga Isya menjadi (2 rakaat sunat sebelum Zhuhur + 4 rakaat Zhuhur + 2 rakaat sunat sesudah Zhu-hur) + 4 rakaat Ashar + (3 rakaat Maghrib + 2 rakaat sunat sesudah Maghrib) + (4 rakaat Isya + 2 rakaat sunat sesudah Isya) = 25 rakaat.

Hubungan Rentang Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat Dengan Kebugaran Tubuh

Gerakan-gerakan shalat itu terdiri dari:

  • Gerakan tubuh yang dilakukan ketika berdiri, rukuk, berdiri bangkit dari rukuk (I’tidal) su-jud, duduk antara dua sujud, sujud, kemudian dilanjutkan dengan berdiri atau duduk tahyat.
  • Gerakan tangan yang yang dilakukan ketika mengangkat tangan tatkala takbiratul ikram dan takbir-takbir yang mengantarai perpindahan posisi rukun-rukun shalat, melipat tangan waktu berdiri,  meletakkan tangan (bertelekan) di lutut waktu rukuk, meletakkan tangan (bertele-kan) waktu sujud, posisi tangan waktu duduk antara dua sujud dan tahyat.
  • Gerakan kepala yang dilakukan ketika mengggerakkan kepala ketika rukuk, sujud dan ber-paling ke kanan dan ke kiri ketika salam.

Gerakan-gerakan yang bersifat fisikal di atas memiliki empat makna penting bagi bagi kesehatan pisik, psikis/mental dan kerja otak, yakni:

  1. Gerakan-gerakan pisik yang terjadi selama shalat berlangsung, merupakan gerakan senam  yang memberikan rangsangan terhadap otot, urat dan syaraf  di seluruh rubuh.

Gerakan mengangkat tangan ketika takbiratul ikram dan takbir-takbir perpindahan rukun shalat, memberikan efek terhadap urat, otot dan syaraf yang berada di tangan dan di sekitar bagian atas tubuh seperti rusuk, dada dan bahu.

Gerakan tubuh ketika rukuk memberikan efek kepada urat, otot dan syaraf yang terdapat di seluruh tubuh, terutama bagian belakang kepala, tengkuk, punggung, pinggang sampai ke tumit.

Gerakan tubuh ketika sujud, memberikan efek terhadap urat, otot dan syaraf yang terdapat di kepala, tangan, pinggang dan pinggul, lutut, telapak kaki dan ujung jari-jari kaki.

Gerakan tubuh ketika duduk antara dua sujud dan duduk tahyat, memberikan efek terhadap urat, otot dan syaraf yang terdapat di pinggang dan pinggul, paha, betis, telapak dan pung-gung kaki, pergelangan dan ujung-ujung jari kaki.

  • Gerakan pisik yang dilakukan pada saat shalat, akan dipengaruhi oleh dan memberikan efek bagi ketenangan jiwa yang melaksanakannya. Ketenangan jiwa/batin, akan menuntun gerakan-gerakan shalat menjadi terarah, terkontrol dan teratur dengan baik (khusuk). semen-tara kegalauan jiwa/batin, akan membuat gerakan-gerakan shalat menjadi kacau dan tidak terarah. Oleh karena itu shalat yang baik (khusuk) dan memberikan efek positif, haruslah di-bangun di atas ketenangan jiwa/batin. Shalat yang dilaksanakan secara terburu-buru, tidak akan memberikan hasil selain sekadar penunaian kewajiban belaka.
  • Kesiapan jiwa/batin guna melaksanakan shalat, tidak saja akan menuntun gerakan-gerakan terarah, teratur dan terkontrol, tapi juga akan melahirkan konsentrasi pada setiap ucapan yang keluar dari mulut orang yang melaksanakan shalat, sehingga dengan demikian shalat yang dilaksanakan tersebut benar-benar bisa dinikmati dan memberikan kenikamatan tersen-diri bagi yang melaksanakannya.
  • Gerakan-gerakan shalat akan menjamin kestabilan peredaran dalam tubuh, terutama peredar-an darah dan oksigen ke otak. Darah akan mengalir secara alami ke otak pada dua kondisi yakni:

Pertama: ketika rukuk, dimana pada saat itu posisi otak sejajar dengan posisi jantung yang membuat darah dengan mudah dapat mengalir dari jantung ke kepala (otak).

Kedua:  ketika sujud, dimana pada saat itu posisi kepala berada lebih rendah dari posisi jan-tung, yang membuat darah dan oksigen akan mengalir dengan cepat ke kepala (otak).

  • Efek tambahan yang diterima tubuh ketika shalat adalah aktifnya seluruh sel dan syaraf tu-buh ketika seseorang mengeraskan bacaan shalatnya, sehingga membuat tubuhnya menjadi panas dan mengeluarkan keringat. Kondisi panas dan berkeringat ini membuat seseorang merasa menjadi bugar.

Rentang waktu antara shalat Shubuh dengan shalat Isya  secara umum digunakan oleh ma-syarakat untuk bekerja (waktu kerja). Sedangkan waktu setelah shalat Isya hingga menjelang shubuh secara umum digunakan untuk beristirahat dan tidur. Meski tidak sedikit orang yang menggunakannya untuk bekerja.

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاساً وَالنَّوْمَ سُبَاتاً وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوراً (الفرقان:٤٧)

Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (QS.25:47)

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُواْ فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِراً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (يونس:٦٧)

Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (men-jadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar (QS.10:67)

Begitu selesai shalat Shubuh, saat berikutnya pagi menjelang dan aktifitas hidup sehari-haripun dimulai. Matahari terbit, suasana perlahan mulai menghangat, kemudian meningkat menjadi panas, hingga mencapai teriknya kira-kira pada pukul tiga siang. Kemudian secara per-lahan suhu panas itu turun.

Seiring naiknya suhu pada siang hari, maka sebaliknya terjadi penurunan kondisi kebugar-an pada tubuh manusia, yang tidak saja disebabkan oleh naiknya suhu lingkungan tersebut, akan tetapi juga disebabkan oleh faktor lain seperti; beban kerja, kelelahan dan lain sebagainya.

Semakin siang, semakin menurun pula kondisi kebugaran tubuh manusia, terutama setelah lewat tengah hari sampai menjelang sore. Kondisi ini tentu saja membuat kinerja dan tingkat produktifitas seseorang menjadi menurun pula. Untuk membantu mengembalikan kebugaran tersebut, diperlukan aktifitas yang bersifat relaksasi.

Jawabannya adalah shalat. Berhenti sejenak dari rutinitas kegiatan sehari-hari, setelah be-kerja sekitar 4 sampai 5 jam, dari pagi hingga tengah hari. menciptakan rasa sejuk pada beberapa bagian penting tubuh dengan berwudhuk, kemudian tegak mengatur dan menenangkan jiwa, lalu berkonsentrasi, dan seterusnya melantunkan bacaan-bacaan shalat yang diiringi gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh menjadi bugar kembali.

Gerakan-gerakan rukuk dan sujud yang dilakukan berulang-ulang, tentu saja akan membu-at peredaran dan pergantian darah ke otak akan berjalan secara alami. Gerakan-gerakan rukuk dan sujud ini secara sistematis akan membantu menguruangi kerja jantung dalam memompakan darah dan oksigen ke otak, karena pada saat rukuk posisi jantung sejajar dengan otak. Sementara pada waktu sujud posisi jantung lebih tinggi dari posisi otak.

Perlu diketahui bahwa, hidupnya tubuh manusia itu semata-mata dikendalikan oleh darah dan organ tubuh yang yang paling banyak membutuhkan darah itu adalah otak.

إِنَّ فِى الجّسَدِ مُضْغَةِ، فَـإِذَا صَلَحَتْ صَلَحَتِ الجّسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَتِ الجَسدُ كُلُّهُ، أَلَى وَهِيَ قَلْيٌ (متّفق عليه)

Sesungguhnya pada tubuh manusia itu ada segumpal darah. Apabila darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuh itu, dan apabila darah itu kotor/buruk, maka kotar/buruk pulah seluruh tubuh itu. Segumpal darah itu adalah hati.

Semoga bermanfaat

Bagikan: