Ibadah Puasa, Sebuah Proyek Pembinaan Manusia
Bagikan:

Oleh: AR Piliang

Mukaddimah


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة: ١٨٣)
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. 2: 183)

Merujuk pada ayat di atas, kita mendapati sebuah proyek besar pembinaan manusia. Kenapa demikian? Karena dalam ayat itu, termuat pokok-pokok utama sebuah proyek, yakni: الصِّيَامُ (nama program), تَتَّقُونَ (tujuan akhir proyek), قَبْلِكُمْ (cara mengerjakan proyek), dan آمَنُواْ (pelaksana-nya). Untuk jelasnya, kita urai satu persatu.

Nama Proyek:
Nama proyek ini adalah: “Proyek Pembinaan Diri Manusia

Nama Program
Nama Program dari proyek ini adalah: الصِّيَامُ yang bila di bahasa Indonesiakan, artinya “menahan diri,” Kita biasa menyebutnya “puasa.”

Menahan diri (puasa), dapat memberikan arti sebagai: mengurangi, memberhentikan (baik untuk sementara maupun untuk selamanya), mengalihkan dan sejenisnya.


عَنْ أَبىِ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهُ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا كَانَ يَوْمِ سَوْمُ أَحَدُكُمْ فَلاَ يًرْفَثْ وَلاَيَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنّىِ صَائِمْ (متّفق عليه)
Dari Abu Hurairah RA, bersabda Rasulullah SAW: apabila seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, dan janganlah berteriak-teriak. Jika ia dicaci atau dimaki oleh orang atau diajak berkelahi, maka katakanlah “Aku menahan diri”.

Kegiatan menahan diri meliputi dua sisi kehidupan, yakni:

  1. Sisi biologis seperti: makan, minum dan berhubungan seks, dan kebutuhan pisik lainnya.
  2. Sisi non biologis, seperti: ketaatan, cara berpikir, emosi, kejiwaan, nafsu, dan lain-lain.

Tujuan Akhir

Tujuan akhir ibadah puasa adalah: تَتَّقُونَ yang bila dialih bahasakan ke bahasa Indo-nesia, bermakna: “Agar dirimu terpelihara.” Tattaquun ini merupakan kata turunan dari “wa-qoo” yang berarti “pelihara.”

Target
Target merupakan tujuan antara yang ingin dicapai dari masing-masing bagian dari keselu-ruhan bagian yang ingin dicapai dari tujuan akhir program.

Tubuh manusia memiliki 13 perangkat kerja yang terdiri dari informasi, penentu kebijakan dan pengambil keputusan dan eksekutor. Perangkat ini terdiri dari: telinga, mata, hidung, lidah, kulit, otak, hati, mulut, tangan, kaki, kemaluan, emosi dan nafsu.

Pelaksanaan
Pelaksanaan ibadah puasa, kita disuruh melihat bagaimana orang-orang terdahulu melak-sanakannya. Ibadah puasa itu sudah ada sejak nabi dan rasul sebelumnya. Nabi Muhammad SAW hanya meneruskan risalah ini dengan caranya sendiri. Beliau sampai menyebutkan bahwa puasa yang terbaik itu adalah puasanya nabi Daud AS, (puasa sehari dan sehari tidak).

Obyek Puasa
Yang menjadi obyek atau sasaran utama ibadah puasa, adalah perut. Perut tidak diberi asupan makan dan minum, sepanjang hari dari subuh hingga terbenam matahari, selama satu bulan penuh.

Perut merupakan sarana untuk mengolah bahan makanan menjadi sumber pembangunan tubuh/pisik dan karakter manusia. Perut itu bersifat netral. Ia tidak mempersoalkan bahan makan-an yang masuk ke dalamnya, apakah bahan itu baik atau bahan itu buruk, semuanya akan diolah-nya menjadi sumber pembangunan manusia.

Pada dasarnya, perut itu merupakan bagian utama yang mesti menjadi perhatian bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa, karena hal ini menyangkut pembangunan utama karakter ma-nusia, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةً فِيْهِ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ (متّفق عليه)
Barangsiapa yang tidak berubah perkataannya dan perbuatannya, maka Allah tidak me-merlukannya/berhajat kepadanya dengan menahan makan/lapar dan minum/haus (puasa).

Jadi, meskipun yang menjadi sasaran/obyek puasa itu, adalah perut (bersifat pisik), akan tetapi akibat yang dilahirkan adalah pembinaan pisik dan karakter manusia secara menyeluruh.


Pelaksana
Pelaksana ibadah puasa adalah آمَنُوا atau “orang-orang yang beriman.” Dimaksud de-ngan orang-orang yang beriman, adalah orang-orang yang meyakini dengan sepenuh hati, bahwa beribadah dengan menggunakan konsep Islam ini, ia akan mencapai tujuan hidup yang diingin-kannya.
Semoga bermanfaat

Bagikan: