Puasa dan Pembinaan Diri (2)
Bagikan:

Oleh Arwismal Rivai Piliang Bee Malin Marajo

Ad 1. Puasa adalah Menahan Diri.
Dimaksud menahan diri, adalah menahan diri dari yang merusak Kepribadian manusia, yang meliputi: cara
berpikir dan bertindak, memandang dan memperhatikan, mendengar dan menyimak, bertutur, makan dan minum, mekangkah, menahan emosi dan nafsu dan lain-kain.
Sebagai contoh diberikan sebagai berikut.

  1. Suatu pagi Raslullah SAW, datang kepada Aisyah dan bertanya, adakah sesuatu yang dimakan. Aisyah
    menjawab: tidak ada ya Rasulullah. Kalau begitu saya menahan diri (puasa),
  2. Rasulullah SAW, bersabda: Apabila ada seseorang mengajakmu bertengkar atau berkelahi, maka katakanlah
    (pada orang tersebut): Saya menahan diri (inni shoim),
  3. Suatu ketika Rasulullah SAW, didatangi seorang sahabat dan berkata: Celaka saya Rasulullah. Jawab
    Rasulullah SAW, Apa yang membuatmu celaka? Sahabat itu menjelaskan bila ia telah menggauli isterinya di
    siang hari puasa. Maka Rasulullah SAW, mengatakan kepadanya: sanggupkan kau berpuasa selama 60 (enam
    puluh) hari berturut-turut? Tidak ya Rasulullah. … Rasulullah SAW, memberikan satu tandan Kurma kepadanya
    dan bersabda: Berikanlah ini kepada fakir miskin yang ada di kota ini… dst.
    Jadi, yang dimaksud menahan diri, bukan hanya sekadar manahan lapar dan haus saja. Akan tetapi menahan
    diri dari seluruh aktivitas hidup.
    Menahan diri itu, dapat berupa:
  4. Menghentikan untuk sementara waktu,
  5. Mengurangi aktivitas atau pengeluaran, pembiayaan dll, dan
  6. Menghentikan untuk selamanya.

Bersambung …

Bagikan: