Puasa dan Pembinaan Diri (1) Ramadhan 1444 H
Oleh Arwismal Rivai Piliang Bee Malin Marajo
Assalamu’alaikum, saudara-saudaraku.
Mulai hari ini, kita telah memasuki bulan puasa Ramadhan.
Salah satu ayat (dari beberapa ayat dengan maksud sama) menyatakan bahwa:
“Apa yang kita kerjakan, hasilnya adalah untuk kebaikan atau keburukan, bagi diri kita sendiri.”
Kebaikan dan keburukan itu meliputi: pisik/tubuh, psikis/jiwa, emosi dan nafsu. Yang semua itu akan terlihat dari cara berpikir dan berbuat, disiplin dan kepatuhan, penglihatan, pendengaran, perkataan dan perbuatan, sikap dan lain sebagainya.
Pernahkah juga kita berpikir bahwa ibadah puasa yang kita kerjakan ini, akan memberikan akibat baik atau buruk diri kita, sebagaimana di atas? Bila kita merujuk kepada QS. 2: 183, tak pela lagi, ibadah puasa itu, merupakan sebuah program pembinaan diri manusia.
Ada 5 pokok persoalan yang terdapat dalam ayat tersebut, antara lain:
- Shaum (puasa), yang merupakan nama program,
- Tataquun (taqwa), yang merupakan tujuan program,
- Lambung (menahan makan dan minum dll), yang merupakan sasaran/obyek dari ibadah puasa,
- Qablikum (sebagaimana orang terdahulu mengerhakannya), yang merupakan cara mengerjakannya, dan
- Amanuu (beriman), yang merupakan, syarat orang yang akan mengerjakannya.